Gaya gravitasi -kita tahu- akan selalu menarik kita kepusat bumi. Kita harus menahan diri untuk tidak jatuh melawan gravitasi.
Pikiran negatif pun - bak gravitasi - selalu akan menarik siapapun untuk jatuh kedalamnya. sesungguhnya, by default, kita semua adalah kaum pesimistis.
Maka yang banyak kita temukan adalah buku-buku tentang "bagaimana berpikir positif". Tidak perlu dibuat buku "bagaimana agar berpikir negatif". Semua orang sudah sering mempraktekan ini, tidak perlu lagi diajari.
Bagaimana agar tidak jatuh dalam pikiran negatip? Cara yang paling sederhana adalah: jadilah seperti tukang kebun yang rajin.
Tukang kebun yang rajin tidak akan membiarkan kebun kesayangannya dirusak oleh entah manusia, hewan atau tanaman pengganggu. Setiap hari ia siangi kebunnya. Ia cabuti rumput-rumput liar, ia halau hewan yang bisa merusak dan sudah tentu ia cegah orang yang tidak diundang bikin kekacauan dikebunnya yang asri.
Demikian juga pikiran kita. Upayakan untuk selalu menjaga pikiran kita dari pikiran negatif. Sudah pasti kita tidak bisa mencegah pikiran negatif beterbangan disekitar kita, entah itu kita dengar dari televisi, kita baca dari koran atau diucapkan teman atau pasangan kita. Saat kita menerima sinyal negatif segera bentengi pikiran kita, supaya pikiran negatif itu tidak sempat berakar. Jangan tunggu lima sepuluh menit, detik itu juga: singkirkan dia jauh-jauh.
Kalau ada orang yang bersin didekat kita maka kita cenderung berupaya menjauh, atau menutup hidung. Refleks yang cukup waras. Kita tokh tidak ingin ketularan sakit bukan?
Dan yang bersin juga maklum kalau orang tidak mau dekat-dekat dia. Diapun tidak mau menularkan penyakit.
Lantas mengapa tidak kita terapkan pada pikiran negatip? Kalau ada orang yang gemar berpikir negatip mengapa kita tidak menjauh juga ? Mungkin kurang sopan kalau kita lantas beranjak dari sana, tetapi secara mental kita bisa "beranjak" juga dengan cara: tidak mengambil serius pikiran-pikiran negatif yang beterbangan dari mulut kawan kita ini. Segera tinggikan benteng dibenak kita dan cegah pikiran-pikiran itu menyusup kedalam. Dan kalau boleh, lain kali hindari saja berbincang dengan kawan biang negatif ini.
Memiliki pikiran yang jernih adalah sebuah kebahagiaan. Dan sesungguhnya kalau kita setia berjaga, pikiran negatif tidak akan sampai mengakar dan menjadi kanker ganas yang mematikan.
Mari kita siangi kebun kita masing-masing...dan kita pandangi betapa ia sungguh asri dan meneduhkan
Pikiran negatif pun - bak gravitasi - selalu akan menarik siapapun untuk jatuh kedalamnya. sesungguhnya, by default, kita semua adalah kaum pesimistis.
Maka yang banyak kita temukan adalah buku-buku tentang "bagaimana berpikir positif". Tidak perlu dibuat buku "bagaimana agar berpikir negatif". Semua orang sudah sering mempraktekan ini, tidak perlu lagi diajari.
Bagaimana agar tidak jatuh dalam pikiran negatip? Cara yang paling sederhana adalah: jadilah seperti tukang kebun yang rajin.
Tukang kebun yang rajin tidak akan membiarkan kebun kesayangannya dirusak oleh entah manusia, hewan atau tanaman pengganggu. Setiap hari ia siangi kebunnya. Ia cabuti rumput-rumput liar, ia halau hewan yang bisa merusak dan sudah tentu ia cegah orang yang tidak diundang bikin kekacauan dikebunnya yang asri.
Demikian juga pikiran kita. Upayakan untuk selalu menjaga pikiran kita dari pikiran negatif. Sudah pasti kita tidak bisa mencegah pikiran negatif beterbangan disekitar kita, entah itu kita dengar dari televisi, kita baca dari koran atau diucapkan teman atau pasangan kita. Saat kita menerima sinyal negatif segera bentengi pikiran kita, supaya pikiran negatif itu tidak sempat berakar. Jangan tunggu lima sepuluh menit, detik itu juga: singkirkan dia jauh-jauh.
Kalau ada orang yang bersin didekat kita maka kita cenderung berupaya menjauh, atau menutup hidung. Refleks yang cukup waras. Kita tokh tidak ingin ketularan sakit bukan?
Dan yang bersin juga maklum kalau orang tidak mau dekat-dekat dia. Diapun tidak mau menularkan penyakit.
Lantas mengapa tidak kita terapkan pada pikiran negatip? Kalau ada orang yang gemar berpikir negatip mengapa kita tidak menjauh juga ? Mungkin kurang sopan kalau kita lantas beranjak dari sana, tetapi secara mental kita bisa "beranjak" juga dengan cara: tidak mengambil serius pikiran-pikiran negatif yang beterbangan dari mulut kawan kita ini. Segera tinggikan benteng dibenak kita dan cegah pikiran-pikiran itu menyusup kedalam. Dan kalau boleh, lain kali hindari saja berbincang dengan kawan biang negatif ini.
Memiliki pikiran yang jernih adalah sebuah kebahagiaan. Dan sesungguhnya kalau kita setia berjaga, pikiran negatif tidak akan sampai mengakar dan menjadi kanker ganas yang mematikan.
Mari kita siangi kebun kita masing-masing...dan kita pandangi betapa ia sungguh asri dan meneduhkan
No comments:
Post a Comment