seorang pencinta Liverpool menulis begini (huruf besar dari dia, ini 100% quotation)
AKU TETAP MENCINTAI LIVERPOOL APAPUN YANG TERJADI DENGAN TIM INI, BAHKAN ANDAIPUN....ANDAIPUN SAMPAI TERSISIH DARI LIGA
CHAMPION, BAHKAN JIKA SAMPAI MEROSOT KE DASAR KLASMEN DI LIGA PUN, AKU SULIT UNTUK TIDAK MENCINTAI LIVERPOOL.
MENCINTAI TIM LIVERPOOL GAMPANG KOK.....JIKA ANDA SUDAH BISA MENERIMA SETIAP KEKALAHAN, SETIAP KETERPURUKANNYA DENGAN
IKHLAS DAN SABAR, SERTA DAPAT MENYIMPAN SEMUA UMPATAN DAN MAKIAN DENGAN TEGUH, MAKA ITULAH MAKNA DASAR MENCINTAI LIVERPOOL.
ANDA, SECARA PRIBADI PUN, TAK SELALU MENERIMA KEMENANGAN TERUS MENERUS DALAM HIDUP ANDA, SUATU SAAT ANDA AKAN MENEMUI
KEKALAHAN. LALU APAKAH LANTAS KITA MEMAKI2 KEHIDUPAN INI??
AKU TAK PERDULI, APAKAH AKU SEORANG FAN ATAU SEORANG SUPPORTER....AKU TAK MENGENAL ISTILAH ITU....YANG AKU KENAL DALAM
JIWAKU CUMA SATU KATA :
AKU MENCINTAI LIVERPOOL APA ADANYA.....!!!!!
DAN SAMPAI HARI INI, AKU SUDAH MENCINTAI LIVERPOOL SELAMA 31 TAHUN......BAHKAN MUNGKIN SEBAGIAN DARI ANGGOTA MILIS INI
BELUM PADA LAHIR. TAPI AKU TAK PERNAH MENGELUARKAN MAKIAN DAN UMPATAN, AKU PERNAH KECEWA DENGAN LIVERPOOL, TAPI TIDAK
PERNAH MERUSAK SEDIKITPUN CINTA YANG AKU MILIKI UNTUK LIVERPOOL.
Rupa-rupanya ada pendukung (Liverpool) yang kecewa kalau tim dukungannya menderita kekalahan. Mereka mengumpat, memaki dan mungkin memutuskan untuk mengalihkan dukungan ke team lain. Boleh ditanya apakah mereka tidak sesungguhnya memproyeksikan citra diri pada team dukungan mereka. Kalau team mereka menang mereka mengalami "feeling good" sementara kalau kalah mereka "depresi" dan lantas protes. Ganjilnya. mereka bukan pemilik klub Liverpool, pemain Liverpool bukan sanak-saudara mereka. Tapi mereka demikian "care" dengan nasib klub ini. Demikianlah definisi "fan", alias penggila.
Menjadi fan macam begini jelas berisiko - karena kita pertaruhkan 'mood" kita pada sesuatu yang diluar diri kita. Kita menolak bergembira kalau team kita kalah dan kita bersuka cita -apapun yang terjadi di sisi lain hidup kita - kalau team kita jadi juara. Kita tidak mengontrol 'mood" kita tetapi kita macam boneka marionete yang dipermainkan sesuatu diluar diri kita.
Sekarang mari kita bahas soal surat kawan kita ini - katanya kunci mencintai adalah menerima apa adanya. Mau kalah, mau menang, biarpun degradasi sekalipun - pejah gesang nderek Liverpool. Karena itu saja yang ia kenal : AKU MENCINTAI LIVERPOOL APA ADANYA.....!!!!! Cinta yang tanpa syarat begini mungkin langka - karena orang cenderung jadi dingin - menang boleh, kalah apa boleh buat - you are my Liverpool - saecula saeculorum.
Mencintai seperti ini mengandaikan penguasaan diri. Saya memutuskan untuk mencintai engkau - apapun engkau, bagaimanapun engkau. Cinta seperti ini mensyaratkan kita sadar diri dan aktif berperan - 'mood' kita tidak diombang-ambingkan sesautu diluar diri kita - karena yang punya kendali adalah diri kita sendiri. Mencintai seperti ini mungkin kedengaran rumit dan menuntut kita keluar dari lingkaran ego kita - Tapi kata kawan kita lagi "MENCINTAI TIM LIVERPOOL GAMPANG KOK....."...well it seems it is easier said than done
walk on
AKU TETAP MENCINTAI LIVERPOOL APAPUN YANG TERJADI DENGAN TIM INI, BAHKAN ANDAIPUN....ANDAIPUN SAMPAI TERSISIH DARI LIGA
CHAMPION, BAHKAN JIKA SAMPAI MEROSOT KE DASAR KLASMEN DI LIGA PUN, AKU SULIT UNTUK TIDAK MENCINTAI LIVERPOOL.
MENCINTAI TIM LIVERPOOL GAMPANG KOK.....JIKA ANDA SUDAH BISA MENERIMA SETIAP KEKALAHAN, SETIAP KETERPURUKANNYA DENGAN
IKHLAS DAN SABAR, SERTA DAPAT MENYIMPAN SEMUA UMPATAN DAN MAKIAN DENGAN TEGUH, MAKA ITULAH MAKNA DASAR MENCINTAI LIVERPOOL.
ANDA, SECARA PRIBADI PUN, TAK SELALU MENERIMA KEMENANGAN TERUS MENERUS DALAM HIDUP ANDA, SUATU SAAT ANDA AKAN MENEMUI
KEKALAHAN. LALU APAKAH LANTAS KITA MEMAKI2 KEHIDUPAN INI??
AKU TAK PERDULI, APAKAH AKU SEORANG FAN ATAU SEORANG SUPPORTER....AKU TAK MENGENAL ISTILAH ITU....YANG AKU KENAL DALAM
JIWAKU CUMA SATU KATA :
AKU MENCINTAI LIVERPOOL APA ADANYA.....!!!!!
DAN SAMPAI HARI INI, AKU SUDAH MENCINTAI LIVERPOOL SELAMA 31 TAHUN......BAHKAN MUNGKIN SEBAGIAN DARI ANGGOTA MILIS INI
BELUM PADA LAHIR. TAPI AKU TAK PERNAH MENGELUARKAN MAKIAN DAN UMPATAN, AKU PERNAH KECEWA DENGAN LIVERPOOL, TAPI TIDAK
PERNAH MERUSAK SEDIKITPUN CINTA YANG AKU MILIKI UNTUK LIVERPOOL.
Rupa-rupanya ada pendukung (Liverpool) yang kecewa kalau tim dukungannya menderita kekalahan. Mereka mengumpat, memaki dan mungkin memutuskan untuk mengalihkan dukungan ke team lain. Boleh ditanya apakah mereka tidak sesungguhnya memproyeksikan citra diri pada team dukungan mereka. Kalau team mereka menang mereka mengalami "feeling good" sementara kalau kalah mereka "depresi" dan lantas protes. Ganjilnya. mereka bukan pemilik klub Liverpool, pemain Liverpool bukan sanak-saudara mereka. Tapi mereka demikian "care" dengan nasib klub ini. Demikianlah definisi "fan", alias penggila.
Menjadi fan macam begini jelas berisiko - karena kita pertaruhkan 'mood" kita pada sesuatu yang diluar diri kita. Kita menolak bergembira kalau team kita kalah dan kita bersuka cita -apapun yang terjadi di sisi lain hidup kita - kalau team kita jadi juara. Kita tidak mengontrol 'mood" kita tetapi kita macam boneka marionete yang dipermainkan sesuatu diluar diri kita.
Sekarang mari kita bahas soal surat kawan kita ini - katanya kunci mencintai adalah menerima apa adanya. Mau kalah, mau menang, biarpun degradasi sekalipun - pejah gesang nderek Liverpool. Karena itu saja yang ia kenal : AKU MENCINTAI LIVERPOOL APA ADANYA.....!!!!! Cinta yang tanpa syarat begini mungkin langka - karena orang cenderung jadi dingin - menang boleh, kalah apa boleh buat - you are my Liverpool - saecula saeculorum.
Mencintai seperti ini mengandaikan penguasaan diri. Saya memutuskan untuk mencintai engkau - apapun engkau, bagaimanapun engkau. Cinta seperti ini mensyaratkan kita sadar diri dan aktif berperan - 'mood' kita tidak diombang-ambingkan sesautu diluar diri kita - karena yang punya kendali adalah diri kita sendiri. Mencintai seperti ini mungkin kedengaran rumit dan menuntut kita keluar dari lingkaran ego kita - Tapi kata kawan kita lagi "MENCINTAI TIM LIVERPOOL GAMPANG KOK....."...well it seems it is easier said than done
walk on
#WalkOn
ReplyDelete