Menurut tata agama Yahudi Yesus jelas masuk kelompok awam, dia bukan imam, bukan masuk Farisi atau Saduki atau kelompok di Qumran. Dia guru dari dusun yang mencari nafkah dengan bertukang. Dia banyak berdoa dan berkeliling sambil berbuat baik. Dia melihat bahwa bangsanya menderita oleh penjajahan Roma, ketamakan pemungut pajak yang sebangsa, beban oleh agama Yahudi, oleh adat istiadat, oleh prasangka zaman itu
Lalu tukang kayu ini -setelah menyepi bertapa dan sebentar ikut kelompok Yohanes- mendeklarasi kan ideologi baru yang tidak pernah didengar orang2 sezamanNya. KataNya: Kerajaan Allah sudah hadir dalam diri Dia. Langit dan bumi baru yang ditunggu2- Yerusalem yang baru, sudah ada kini dan disini dalam Dia dan KaryaNya
Sudah jelas Dia jadi berseberangan dengan status quo. Status Quo Roma, para Imam, adat istiadat, kedegilan bangsanya. Tapi Dia tetap pada misiNya, meski tahu suatu kali Dia akan *kena batunya*. Dan gerakannya memikat hati orang yang meski tidak mengerti sungguh, atau salah sangka atau asal bunyi - ikut Dia kemana2
Lalu kesudahanNya tidak terelakkan lagi dan Dia *diciduk* konspirasi penguasa dan para imam. Dia lalu dihukum seberat2nya, sekaligus untuk menumpas gerakan serupa dimasa depan oleh kaum muridNya. Dia dihukum macam kriminal. Mati dikayu palang
Para muridNya yang adalah orang sederhana, yang salah sangka, yang punya motivasi salah suatu kali disentakkan kenyataan yang tak terduga. Bahwa segenap ajaranNya - yang dulu buram dan sama sekali tidak jelas - adalah sungguh benar.
Maka mereka seperti kerasukkan roh lalu mendobrak pintu dan jendela yang mereka tutup sendiri dan mewartakan bahwa orag yang mati itu sebenarnya bicara benar. Dan kita tahu kelanjutan cerita ini
Yang mengherankan adalah : sekarang lembaga yang ditinggal Sang Awam ini berubah jadi organisasi yang membatu, yang dikuasai imam-imam,kardinal dan paus bungkuk, yang menghirarki dan menjadi awam macam domba kasta paria yang ngah-ngoh bengong belaka...
Kemanakah semangat para awam ?
Hai kaum awam,
mari bung bangkit dan rebut kembali !
October 14, 2003
No comments:
Post a Comment