Monday, September 20, 2010

Guncangan Gereja Katolik Belgia

Dalam artikel ini http://www.nytimes.com/2010/09/20/world/europe/20belgium.html?scp=5&sq=belgium%20church&st=cse dibahas mengenai keadaan gereja katolik di Belgia. Konon disana gereja katolik terguncang hebat oleh skandal pelecehan seksual (statistik: lebih dari 400 korban dan lebih dari 10 korban bunuh diri). Sehubungan dengan skandal ini ratusan umat minta untuk "debaptized"mungkin analog dengan mengundurkan diri dari gereja (CMIIW setahu saya sakramen adalah menetap - orang bisa cerai secara sipil tetapi dimata gereja sakramen pernikahannya belum batal dengan cara itu)

Cukup menarik bahwa di Belgia negara menyokong gereja katolik secara finansial (lebih dari 300juta USD / tahun). Seorang uskup mendapat tunjangan 9ribu USD/bulan.

Thursday, September 16, 2010

Yang masih perlu kita temukan

Konon dipuncak salib Allah diam. Teriakan Yesus disambut dengan diamNya Dia. Tetapi apa pula yang hendak Yesus harapkan ? Apakah Dia berharap Allah akan mengirimkan pasukan bala tentara surga? Mestinya tidak - dan Ia mestinya sudah tahu waktu semalam-malam berdoa di taman Zaitun. Hari ini Dia akan mati - Dia harus mati hari ini.
Waktu kita ujian kita tidak boleh berharap bantuan dari guru kita , atau teman-teman, apa lagi contekan. Kita kan sedang diuji - masak mau nyontek atau dibisiki? Jadi lulusan macam apa kita kalau kita berhasil lantaran curang ?
Mungkin ini analog dengan puncak salib Golgota. Dan mungkin Yesus pun sudah tahu bahwa Ia tidak mungkin minta bantuan Allah supaya penyalibannya dibatalkan. Mungkin Ia berteriak karena soal lain ? Kita hanya bisa berspekulasi saja akhirnya. Apa Ia kesepian ? atau simply kesakitan ? atau tiba-tiba mengalami bahwa yang selama ini Ia sangka ternyata salah semua - dengan kata lain : Ia mengalami pencerahan!
Imagine engkau Anak Sulung Allah - what more would you need to know ? Mungkin Yesus tidak menyangka ada lagi yang Ia perlu pahami tentang Allah. Ia tahu semua bukan ? 
Well, mungkin tidak juga. Ibarat ujian, ada satu hal yang perlu Ia pelajari dan tidak ada jalan lain mendapatkan pelajaran itu selain dengan dipancang di puncak salib. Kita tidak pernah tahu apa persisnya pelajaran itu tetapi mestinya Yesus mendapatkan pencerahan itu. Salah satu injil menulis bahwa Ia menyerahkan nyawaNya ketangan BapaNya - tidak ada lagi konflik dan kebingungan (ditaman Zaitun au contraire kita lihat bagaimana gundahnya Yesus)
Yesus yang bangkit tidak cerita secara detail apa pencerahan yang Ia dapatkan dipuncak salib. Mungkin karena masing-masing dari kita harus belajar sendiri dan menemukan pencerahan kita. Kata de Mello SJ - kita harus mengupas dan makan mangga untuk mengalami mangga - tidak mungkin kita diberitahu seperti apa mangga itu lewat ceramah. Demikianpun pencerahan kita masing-masing. Maka sia-sia mencari tahu pencerahan apa yang Yesus alami dipuncak salib. Kita masing-masing harus temukan bagi kita sendiri.