Friday, May 17, 2013

The Unwanted One

Waktu diminta berbaris menerima penghargaan juara, Benitez masih nampak sibuk menghibur pemain-pemain Benfica yang tewas 2-1 dalam laga Piala Eropa. Tim biru dari London lebih baik satu gol dan untuk kesekian kalinya Benfica dipaksa menelan kepahitan. Ketika giliran mengangkat piala sampai padanya Benitez nampak tersenyum, Tidak terlalu nampak meledak suka-citanya dan ia seperti mengangkat piala itu untuk dirinya sendiri. Kamu bisa!  Maklumlah ia bukan pelatih favorit para boboth Chelsea yang tidak bisa lupa bagaimana Liverpool dibawah Benitez mengandaskan tim biru ini lewat gol hantu (Luis Garcia tahun 2005).
Sepanjang persinggahan tujuh bulannya di Stamford Bridge Benitez sudah kenyang dihujat, dilecehkan, tidak dianggap dan litani negatif lain yang ditimpakan pada dirinya. Ia adalah The Interim One, The Unwanted One, yang apa boleh buat menjadi pelatih Chelsea sepeninggal Di Mateo November tahun lalu. Bagi Benitez yang pengangguran Chelsea jelas adalah sebuah kesempatan membuktikan diri, sementara bagi para fans Benitez adalah skandal.
Dari sisi lain, cerita keberhasilan Benitez dan tim Chelsea meraih juara Eropa (meski tetap adalah piala kelas dua dibanding Champion League) dan tiket ke laga Champion musim depan (meski masih harus menang di laga terakhir) adalah satu cerita bahwa garis lurus bisa ditarik garis bengkok, God draws straight with crooked lines. Atau seperti bait lagu kebangsaan Liverpool yang sudah ratusan kali didengar Benitez.
At the end of the storm
There's a golden star
And the sweet silver song of a lark
Jika sesekali hidup mengambil jalur yang tidak biasa, diluar harapan, diluar sangkaan mestinya cerita itu mengajarkan bahwa lebih bijak buat tetap melangkah dan percaya bahwa diujung sana ceritanya tidak sejelek yang kita sangka. Bahkan ada orang yang sampai berkata - tidak ada kegagalan atau kepahitan, yang ada adalah pelajaran. Dan dari kepahitan kita bisa belajar banyak, lebih banyak bahkan dari keberhasilan.
Benitez mungkin tidak pernah akan mendapat tempat pertama dihati penggila Chelsea. Mungkin tidak jadi soal pula baginya. Yang jelas ia boleh meninggalkan Stamford Bridge dengan kepala tegak. Kamu bisa !  and you will never walk alone...