Friday, June 26, 2009

reunion

Setelah 24 tahun aku bertemu kembali dengan wajah dan cerita masa SMA - well dengan update disana-sini, tetapi wajah-wajah masih wajah lama. Cuma sudah tentu dengan jejak waktu disana-sini. Kerut-2 dimata, rambut memutih atau menipis. Pendeknya - 24 tahun tidak bisa dibohongi begitu saja.
Tentang teman-2 wanita aku dengar komentar teman-2 laki sbb: mereka berupaya untuk tetap nampak muda. Tetapi sudah tentu waktu bukan hal yang bisa disembunyikan dibalik karpet. Dengan mudah kita temukan guratan masa, coretan tahun-tahun yang silam. Teman-2 wanita kami sudah tentu bertambah usia seperti kami semua.
Sedangkan tentan teman laki-2ku aku mendengar progress mereka sukses dibidang masing-masing. Ada yang jadi CEO, jadi juragan ini dan itu, punya perusahaan sendiri, dsb. Bahkan ada pula yang mengaku punya isteri ke-2.
Aku jadi ingat audio book yang baru aku tamatkan "Why Do Beautiful People Have More Daughters?" Menurut buku ini "We have one goal in life: reproduction. It’s all about sex". Dalam kaitan dengan reuni ku baru-baru ini aku memahami bagaimana laki-laki dan perempuan mensiasati hidup mereka.
Masa puncak perempuan adalah masa mudanya - puncak kesuburan, masa produktif. Secara naluriah perempuan -konon- tidak suka jika ia nampak tua (padahal memang sudah tua) - karena (meminjam thesis buku yang disebut diatas) perempuan yang tua jelas tidak kompetitif lagi. Syukur jika ia telah berhasil membina rumah tangga dan punya keturunan. Jika tidak maka ia adalah kegagalan dari segi reproduksi. Gen-gennya tidak akan diteruskan kemasa depan - dan ia akan punah.
Masa puncak laki-laki justru bukan diusia muda, manakala ia baru mulai meniti jenjang kariernya. Laki-laki justru menjadi matang diusia -katakanlah- 40-an. Pada umumnya diusia ini mereka telah mencapai minimal tengah tangga jenjang karier dan laki-laki (yang selalu relatif potent dalam hal reproduksi) justru makin menarik sebagai potential partner diusia-usia ini.
Dari sisi sini dapat dipahami bahwa reuni SMA bisa jadi arena menyambung kembali cerita lama. Katakan si Dewi yang dulu bunga kelas bertemu kembali dengan di Dudung yang dulu cowok papan bawah. Katakan Dewi ini gagal dalam arena reproduksi (misal: cerai tanpa anak) sementara Dudung sukses buka warung pojok dan punya franchise segala. Jelas Dudung datang pede sementara Dewi tampil ragu. Dan menurut buku diatas Dewi akan menjadi underdog dihadapan Dudung dan jika tidak ada aral melintang Dewi dan Dudung bisa ber De-Dung de-dung ditepi kali dibawah bulan purnama.

No comments:

Post a Comment