Monday, March 16, 2009

Painkiller

Malam itu mungkin La Vida Loca terlalu berat buat Vida (nama panggilan Nemanja Vidic) yang dua kali membuat kesalahan fatal dalam laga akbar Liverpool - Manchester United. Dua kesalahan yang dihukum berat. Dua gol dan satu kartu merah. Konon Vida berlari sekencang-kencangnya meninggalkan arena lapangan. Seolah ingin lari dari kenyataan - hidup memang sesuatu yang gila, La Vida Loca (Crazy Live). United bukan cuma dikalahkan - tetapi sungguh dipermalukan. Mereka bukan lagi untouchable- team-team boleh belajar dari Liverpool - bagaimana membunuh setan merah ini.

Bagaimanakah kita bisa melupakan kegagalan ? Bagaimana memaafkan diri sendiri atas kesalahan fatal yang menyangkut banyak orang lain ? Bagaimana kita berani bercermin memandang wajah yang mempermalukan orang sekampung ? Kerap kita lebih sulit memaafkan diri sendiri. Memaafkan orang lain sudah sulit - tetapi diri sendiri ? Luar biasa sulit.

Mungkin satu alasannnya adalah - bahwa kita tidak mau mengakui bahwa kita ini sesungguhnya tidak sedahsyat yang orang kira. Kita tidak sehebat gelar yang orang lain berikan. Kita ini sesungguhnya vulnerable. Oh sangat sulit menerima kenyataan bahwa kita tidak sebagus reputasi yang orang tempelkan pada diri kita. To admit that we have made a bad mistake is very hard indeed. Apa boleh buat - kita telah mengidentikan jati diri kita dengan label yang orang tempelkan pada diri kita - the best defender, dalam kasus Vida, ternyata ringkih dan pecundang.

Kata de Mello SJ, jangan pernah mengidentikan diri dengan label yang orang tempelkan pada dirimu. Kalau engkau tidak mau hidupmu terbelenggu ekspetasi orang lain. Lagipula label itu mereka pasangkan pada dirimu karena engkau memenuhi daftar belanjaan (shoping list) mereka. Kalau daftar belanjaan mereka berganti engkau bukan apa-apa lagi bagi mereka. Tetapi engkau jadi sibuk mempertahankan reputasi. Hidupmu habis untuk itu - apakah aku telah memenuhi harapan orang lain ?

De Mello SJ jelas bukan coach sepakbola. Dalam dunia celebriti reputasi adalah segala-galanya. Engkau hidup karena engkau dapat memenuhi harapan penggemar - sekali engkau gagal dimata mereka, hancurlah masa depanmu. Apaboleh dikata - ini resiko profesi jadi orang terkenal. Dunia celeb memang gila. Living La Vida Loca.

Namun demikian satu hal bisa dipastikan - artis atau bukan, tekanan bathin yang tidak perlu mestinya kita buang saja jauh-jauh. Orang selalu bilang - ambil positif-nya saja. Kata De Mello SJ lagi - dari derita kita belajar sesuatu tentang diri kita. Karena dari hidup yang menyenangkan kita tidak akan bisa belajar apa-apa. Deritamu membuat engkau tahu bahwa ada yang perlu diperbaiki dari hidupmu.

Malam itu mungkin Vida perlu obat penghilang rasa sakit. Sakit hati terutama. Dan kalau sudah hilang rasa sakit itu mungkin ia bisa belajar pelajaran yang tidak akan pernah dia tekuni kalau malam itu United menang lagi.

La vida es una locura, pero de hecho, usted debe aprender de él (dan ia boleh minta Fernando Torres menterjemahkan kalimat ini)

No comments:

Post a Comment