Tuesday, April 7, 2009

for a few dollars more

Suatu ketika salah satu orang yang paling kaya didunia ini pernah ditanya : apa yang membuat dia bahagia. Apa jawabnya ? One dollar more! Harap maklum dia bukan cuma orang kaya biasa, dia salah satu orang paling kaya, namun ia masih menantikan kehadiran tambahan satu dollar lagi dan lagi sebelum dia memandang diri bahagia.

Jika demikian kebahagiaan kiranya adalah sebuah fatamorgana, sebuah ilusi, semacam penantian sesuatu yang tak kunjung selesai.
Tapi jika demikian adanya - jangan-jangan kita tidak sungguh tahu apa sebenarnya kebahagiaan itu. Dalam kasus si orang kaya tadi - setiap dollar yang datang tidak menambah apa-apa selain kehausan akan lebih banyak dollar lagi. Lagi lagi dan tambah lagi. Ibarat minum air laut - semakin banyak diminum semakin bertambah rasa dahaga.

Cerita lain soal bahagia datang dari India. Pada suatu masa radio transistor adalah sebuah keperluan mutlak. Tanpa itu orang lantas merasa memiliki kekurangan yang amat sangat. Yang menjadi ganjil adalah bahwa sebelum mode ini mewabah tidak ada orang merasa gelisah kalau tidak memiliki radio transistor. Lantas siapa sebenarnya yang tahu apa yang membuat dirinya bahagia ? Karena setelah beberapa saat akan muncul mode lain, dan radio transistor menjadi semacam mesias yang usang. Janji kebahagiaan yang ia bawa ternyata tidak lebih dari derauan radio butut belaka.

Mungkin hal kebahagiaan itu bukan soal another dollar atau radio transistor. Mungkin bahagia itu soal menikmati apa yang kita punya sekarang ini. Mengutip sebuah buku: It is not to have what we desire but to desire what we (already) have.



No comments:

Post a Comment