Blame it on the bossa nova that he did so well
Oh, it all began with just one little dance
But then it ended up a big romance
Blame it on the bossa nova
The dance of love
(Now was it the moon?)
No, no, the bossa nova
(Or the stars above?)
No, no, the bossa nova
(Now was it the tune?)
Yeah, yeah, the bossa nova
(The dance of love)
Waktu aku muda dulu pernah terjadi semacam wabah menyanyikan sembarang lagu dengan irama bossa nova. Dan terjadilah sebuah keganjilan yang merdu. Kita bisa sepakat bahwa masing-masing gaya musik memicu mood yang berbeda. Lagu disko cenderung membawa orang bergoyang. Goyang yang tidak sama dengan goyang yang diusulkan sebuah lagu dang-dut. Dan jelas goyang yang lain dari lagu waltz. Maka menyanyikan sebarang lagu dalam gaya bossa nova boleh diibaratkan memasak sebarang masakan dengan bumbu yang sama. Mungkin sedap tetap, tetapi mestinya rada ganjil dikunyah.
Aku masih ingat bagaimana aku dan teman-teman menyanyikan lagu "sansaro" dengan irama bossa nova. Oh tentu terdengar asyik ditelinga kami. Tidak ada satu dari kami yang paham segenap kata dalam lagu itu. Tapi kiranya "sansaro" tokh berarti "sengsara". Astaga ! dan kita tadi bergoyang bossa nova dalam sengsara !?
Blame it on the bossa nova ! Musik telah mengubah kita punya mood dan kita tidak berdaya dibuatnya. Ya. Coba saja engkau tonton filem horor dengan suara disenyapkan. Mestinya keseramannya akan pudar. Apalagi kalau engkau menonton sambil bercanda-canda.Mood-nya filem itu sudah engkau tawarkan. Mood, perasaan, feeling, dan yang seputar itu kiranya adalah sebuah obyek yang bisa dimanipulasi. Dan kita tidak berdaya dibuatnya.
Dari sisi sini boleh sebentar kita renungkan betapa rentannya kita. Banyak kali kita ambil putusan berdasarkan mood kita, dan mood kita adalah sesuatu yang tidak sepenuhnya kita kendalikan. Blame it on the bossa nova ! Tapi kita boleh berkilah bahwa kita tidak selalu punya data lengkap untuk kita pertimbangkan. Selalu akan ada ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan. Apa boleh buat - kita terpaksa memakai gut feeling kita. Kita cuma manusia.
Blame it on the bossa nova ! Aku yakin bisa dibuat buku yang amat tebal mengenai keputusan bersejarah yang diambil berdasarkan gut feeling. Mungkin engkau bisa pula tengok pengalaman hidupmu sendiri. Kurasa tidak sulit mengingat-ingat peristiwa macam itu,
Blame it on the bossa nova ! Baiklah. Kita memang tidak bisa selalu punya data lengkap manakala mengambil keputusan. Tapi lain kali cukup sejenak kita ingat bahwa kita ini makhluk yang rentan dihadapan mood kita.
No comments:
Post a Comment