17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Apakah yang palilng tidak tertahankan dalam hidup ?
Kiranya mudah melihat bahwa kita tidak tahan lapar, dingin/panas, penyakit, dsb. Tetapi kita juga butuh diterima,dihargai dan dicintai
Kerap kita dengar bagaimana bayi dipanti2 asuhan mati diusia muda meski mendapat makanan yang cukup gizi. Mengapa ? Karena mereka tidak merasa dicintai, tidak merasa diidamkan. Mereka memang cukup gizi tapi tidak cukup mendapat kehangatan kasih
Lalu apa yang yang terjadi jika kita hidup hingga dewasa dalam keadaan kelaparan akan cinta , penghargaan dan penerimaan ? Kita menjadi gelisah . Hidup dalam ketidak-tenteraman. Hidup dalam ancaman.
Kita kemudian akan mengusahakan sendiri keamanan/jaminan palsu demi mendapatkan apa yang kita idam-idamkan yaitu kebutuhan akan rasa diterima,dihargai dan dicintai
Ada beberapa cara-2 kita mengusahakan jaminan imitasi ini :
1. Prestise
Orang membeli penghargaan lewat : gelar, pangkat dikantor, jabatan di paroki. Melalui hal-hal ini orang “menuntut” penghargaan dari orang lain, Ini adalah jaminan yang palsu. Satu hal : di zaman ini ijazah dapat dibeli, hal lain : pengakuan yang “dibeli” atau dipaksakan adalah pengakuan yang tidak sejati
2. Menarik diri
(sebaliknya) Ada orang yang tidak mau terluka atau kekecewaan. Ia kemudian menarik diri dari lingkungan sosialnya, Sudah minimnya rasa penerimaan diri membuat mereka tidak mau kehilangan apa yang sudah mereka punyai (meski segenggam dan palsu pula)
3. Harta dan kekuasaan
Bila hartaku bertambah aku menyangka aku semakin bermutu. Kuasa membuat aku merasa tidak bergantung pada siapapun,
4. Sikap tunduk patuh
(sebaliknya) Sikap tunduk patuh yang berlebihan dapat merosot menjadi sarana mencari aman: bila aku menurut saja, maka aku tidak perlu menunjukan warna asli ku
5. Kesenangan
Kesenangan sebagai kompensasi kekosongan dalam diri
6. Mengambil jarak pada dunia
(sebaliknya) Supaya tidak perlu berhadapan dengan kelemahan sendiri
Lalu dimanakah aku menemukan rasa aman ku ?
Dapatkah aku menjaga diri agar terhindar dari luka bathin?
Apa yang aku bisa buat agar aku tidak dikecewakan?
Sampai kapankah aku mencurigai orang lain ? Bahwa mereka menghendaki yang jelek terjadi pada hidupku ?
Ada cerita ttg seorang yang tidak waras yang melemparkan apa saja disekitarnya namun menggengap erat2 sekeping kecil mata uang logam. Dalam arti tertentu masing2 dari kita juga punya uang logam ini – yang kita genggam erat-erat
Apakah yag kupegang erat2 denga begitu rapat dalam kepalanku ?
Apakah yang tidak berani aku lepaskan, karena kuwatir kehilangan diri ?
Bertobatlah
Bertobat –salah satu artinya- adalah menjadikan Allah sebagai jaminan hidup kita yang tahan uji.
Kata Iman dan Amin adalah serumpun dalam bahasa Ibrani, artinya: tahu bahwa diri ku Aman, IMAN-AMIN-AMAN.
Bertobat adalah :
Berhenti mencari jaminan dalam dirinya sendiri
Melepaskan pemutlakan akan hal-2/nilai-2 duniawi (harta, kuasa, dsb)
Berbalik dari dewa-dewa palsu dan menjadikan Kristus sebagai tuan yang baru (Mat 6:24)
Orang berdosa adalah
Tidak mau percaya akan Allah sebagai jaminan hidup yang sebenarnya
Tetap nekad dalam usaha untuk mencari perlidungan dalam diri sendiri
Menolak masuknya Kerajaan Allah dalam hidupnya
Beranikah aku mempercayakan diri padaNya ?
Cerita:
Seorang muda mengira ia kerasukan setan. Ia mengamuk dan membuat kegaduhan. Keluarga dan teman-2nya hampir putus asa menghadapi orang ini. Hingga suatu malam ia mendapat serangan yang hebat, Ia meraung2 hingga pagi menjelang. Namun sungguh ajaib bahwa menjelang fajar ia menjadi sembuh dan bercerita bahwa Ia melihat Tuhan Yesus menumpangkan tanganNya seraya menatapnya dengan kasih yang besar. Orang muda ini berkata bahwa ia tidak akan pernah melupakan peristiwa ini dalam sisa hidupnya dan saat itu ia tahu bahwa ia sudah sembuh.
Tobat adalah peristiwa kekuatan kasih Allah dan keberanian orang untuk mempercayakan diri kepada Allah yang Maha Pengasih
Renungan untuk PDKK Prapatan 03-2006
inspirasi dari buku “Rehab Rumah Tuhan, Dister OFM, Kanisius 2004, halaman 122-134
18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Apakah yang palilng tidak tertahankan dalam hidup ?
Kiranya mudah melihat bahwa kita tidak tahan lapar, dingin/panas, penyakit, dsb. Tetapi kita juga butuh diterima,dihargai dan dicintai
Kerap kita dengar bagaimana bayi dipanti2 asuhan mati diusia muda meski mendapat makanan yang cukup gizi. Mengapa ? Karena mereka tidak merasa dicintai, tidak merasa diidamkan. Mereka memang cukup gizi tapi tidak cukup mendapat kehangatan kasih
Lalu apa yang yang terjadi jika kita hidup hingga dewasa dalam keadaan kelaparan akan cinta , penghargaan dan penerimaan ? Kita menjadi gelisah . Hidup dalam ketidak-tenteraman. Hidup dalam ancaman.
Kita kemudian akan mengusahakan sendiri keamanan/jaminan palsu demi mendapatkan apa yang kita idam-idamkan yaitu kebutuhan akan rasa diterima,dihargai dan dicintai
Ada beberapa cara-2 kita mengusahakan jaminan imitasi ini :
1. Prestise
Orang membeli penghargaan lewat : gelar, pangkat dikantor, jabatan di paroki. Melalui hal-hal ini orang “menuntut” penghargaan dari orang lain, Ini adalah jaminan yang palsu. Satu hal : di zaman ini ijazah dapat dibeli, hal lain : pengakuan yang “dibeli” atau dipaksakan adalah pengakuan yang tidak sejati
2. Menarik diri
(sebaliknya) Ada orang yang tidak mau terluka atau kekecewaan. Ia kemudian menarik diri dari lingkungan sosialnya, Sudah minimnya rasa penerimaan diri membuat mereka tidak mau kehilangan apa yang sudah mereka punyai (meski segenggam dan palsu pula)
3. Harta dan kekuasaan
Bila hartaku bertambah aku menyangka aku semakin bermutu. Kuasa membuat aku merasa tidak bergantung pada siapapun,
4. Sikap tunduk patuh
(sebaliknya) Sikap tunduk patuh yang berlebihan dapat merosot menjadi sarana mencari aman: bila aku menurut saja, maka aku tidak perlu menunjukan warna asli ku
5. Kesenangan
Kesenangan sebagai kompensasi kekosongan dalam diri
6. Mengambil jarak pada dunia
(sebaliknya) Supaya tidak perlu berhadapan dengan kelemahan sendiri
Lalu dimanakah aku menemukan rasa aman ku ?
Dapatkah aku menjaga diri agar terhindar dari luka bathin?
Apa yang aku bisa buat agar aku tidak dikecewakan?
Sampai kapankah aku mencurigai orang lain ? Bahwa mereka menghendaki yang jelek terjadi pada hidupku ?
Ada cerita ttg seorang yang tidak waras yang melemparkan apa saja disekitarnya namun menggengap erat2 sekeping kecil mata uang logam. Dalam arti tertentu masing2 dari kita juga punya uang logam ini – yang kita genggam erat-erat
Apakah yag kupegang erat2 denga begitu rapat dalam kepalanku ?
Apakah yang tidak berani aku lepaskan, karena kuwatir kehilangan diri ?
Bertobatlah
Bertobat –salah satu artinya- adalah menjadikan Allah sebagai jaminan hidup kita yang tahan uji.
Kata Iman dan Amin adalah serumpun dalam bahasa Ibrani, artinya: tahu bahwa diri ku Aman, IMAN-AMIN-AMAN.
Bertobat adalah :
Berhenti mencari jaminan dalam dirinya sendiri
Melepaskan pemutlakan akan hal-2/nilai-2 duniawi (harta, kuasa, dsb)
Berbalik dari dewa-dewa palsu dan menjadikan Kristus sebagai tuan yang baru (Mat 6:24)
Orang berdosa adalah
Tidak mau percaya akan Allah sebagai jaminan hidup yang sebenarnya
Tetap nekad dalam usaha untuk mencari perlidungan dalam diri sendiri
Menolak masuknya Kerajaan Allah dalam hidupnya
Beranikah aku mempercayakan diri padaNya ?
Cerita:
Seorang muda mengira ia kerasukan setan. Ia mengamuk dan membuat kegaduhan. Keluarga dan teman-2nya hampir putus asa menghadapi orang ini. Hingga suatu malam ia mendapat serangan yang hebat, Ia meraung2 hingga pagi menjelang. Namun sungguh ajaib bahwa menjelang fajar ia menjadi sembuh dan bercerita bahwa Ia melihat Tuhan Yesus menumpangkan tanganNya seraya menatapnya dengan kasih yang besar. Orang muda ini berkata bahwa ia tidak akan pernah melupakan peristiwa ini dalam sisa hidupnya dan saat itu ia tahu bahwa ia sudah sembuh.
Tobat adalah peristiwa kekuatan kasih Allah dan keberanian orang untuk mempercayakan diri kepada Allah yang Maha Pengasih
Renungan untuk PDKK Prapatan 03-2006
inspirasi dari buku “Rehab Rumah Tuhan, Dister OFM, Kanisius 2004, halaman 122-134
No comments:
Post a Comment