Kalau doa adalah obat
kita boleh bertanya
Adakah hidup kita diubahkan?
Kalau tidak lalu apa gunanya kita berdoa ?
Seperti makan obat tetapi tidak kunjung sembuh
Lalu buat apa pula kita makan obat ?
Sebuah kesia-siaan belaka ?
Sebuah tipuan konyol semata ?
Siapa pula yang hendak kita kelabui ?
Tuhan disurga ? Paus diRoma ? atau Teman disebelah kita ?
Jika doa serupa tablet resep
kita bisa renungkan
Apakah kita setia meneguk 3 X sehari ?
Apakah kita kurangi kadarnya
Bahkan mungkin kita lancang beli setengah resepnya saja
Lalu apakah kita tahu guna obat ?
Apa kita sudah lebih pandai dari sang pembuat resep ?
Siapakah yang hendak kita permainkan ?
Andaikan doa semacam vitamin B kompleks
Tahukah kita tubuh kita jadi sakit tanpa vitamin ini ?
Sadarkah kita kita bergantung padanya ?
Bukan soal banyak atau sedikit
Vitaminlah yang membuat hidup jadi sehat
Ia bangun tubuh kita jadi kuat
Lalu kalau kita hidup sembarangan saja
Tidakkah kita seperti sedang mencekik leher kita sendiri ?
Atau pelan-pelan membenamkan diri kelumpur kematian ?
Hehe ma hamu martangiang, asa unang hamu bongot tu pangunjunan ! (Luk 22:46)
Saturday, February 28, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment