Aku tentu sadar bahwa aku bukan pemain Liverpool apalagi pemilik klub itu, bahkan akupun tidak hadir secara fisik dilaga Liverpool - Chelsea, tapi kemenangan mereka aku sambut dengan suka cita. Maklum-lah, aku ini fan the reds.
Fenomena fans adalah fenomena yang rada ganjil. Siapakah kita yang ikut bersuka manakala tim pujaan menang dan turut gundah kalau kalah. Yang pasti ada yang beruntung atas kecenderungan rada ganjil ini. Paling tidak ada alasan pemilik klub untuk menagih uang yang tidak sedikit pada tukang dagang yang ingin numpang ditampilkan saat laga berlangsung. Selangkah dari situ aku mungkin beli kaos tim pujaan ini.
Soalan mudah kali ini adalah : mengapa ? Jawabnya simpel juga. Karena "aku" -ku terlibat disana. "Aku"-ku kutitipkan disana dan akibatnya jelas - roller-coaster yang dialami tim itu aku alami juga. Jarak dan waktu tidak jadi soal. Maklum ini soal khayal belaka. Khayal tapi real enough untuk aku.
Setiap kali "aku"-ku terlibat maka aku tidak lagi memandang suatu hal seperti apa adanya. Seutas tambang bisa dihitung kemampuannya dalam menahan beban. Katakan 100 kilogram. Baiklah, 100 kilogram katanya. Namun perhitungan ini jadi tidak meyakinkan kalau "aku"-ku terlibat disana. Misal : pasangan kita akan duduk dikursi yang digantung dengan tambang tadi. Kita akan lebih tidak yakin, dan minta pengukuran diulang paling tidak lima kali. Malah kalau boleh eksperimen ini dibatalkan saja. "Aku"-ku yang terlibat disana menghalangi diriku untuk menakar segala sesuatu seperti apa adanya.
Tetapi selama kita masih menjadi manusia - sepertinya tidak mungkin kita bisa melihat segala sesuatu seperti apa adanya. Karena "aku" kita umumnya selalu terlibat. Kalau kita tidak peduli ("aku" kita tidak dilibatkan) kita bisa cenderung jadi dingin. So what gitu loh. Dan sudah tentu hal sebaliknya ("aku" kita dipertaruhkan) kita jadi super defensif.
Dan kiranya banyak konflik bersumber pada soalan sederhana ini. "Aku"-ku versus "Aku"-orang lain bersilangan dan tidak ditemukan jalan tengah. Netral tidak mungkin, karena netralitas tetap adalah sebuah pemihakan
Anyway, kembali ke Liverpool...You will never walk alone ! It does feel good indeed
request: pls kupas bahwa netralitas adalah sebuah pemihakan
ReplyDelete