[versi 3 tanggal 2005-01-07]
[ide cerita: Anang Karana/Lucas Nasution]
[Naskah: Lucas Nasution]
MC:
Para jemaah yang mulia, sebentar kita akan bersama-sama merenungkan puncak dramaturgi perayaan Natal kita. Kami undang anda sekalian untuk ambil bagian dengan bersama-sama memakai topeng yang sudah kami bagikan
NARATOR:
Pada mulanya
jagad raya dikuasai samudera purba kekacauan
Lalu
Yang Maha Cinta turun
mencipta bumi seisinya
Pada puncaknya
Ia mahkotai dengan gambarNya,
manusia
Tetapi
Manusia memilih berkubang dalam lumpur dosa
Dan kuasa kegelapan menemukan lagi jalan
Untuk merebut kembali alam semesta
Manusia dengan putus-asa mencari kebahagian
yang tertinggal di taman sari Gusti
Sudah terlambat untuk kembali
Karat dosa sudah menjangkiti lubuk hati manusia
Namun
Sang Maha Kasih rindu untuk bersatu
dalam kasih mesra
Dengan citraNya
TekadNya bulat sudah
apapun tebusannya
apapun jalannya
MC:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal .
Kita telah sampai diambang puncak dramaturgi Natal
Gelap Dosa Terang Surga
Selamat merenungkan
[suara teriakan]
BABAK 1: DUNIA YANG DIKUASAI DOSA
Bagian 1
Adegan:
Tarian kontemporer dengan kain sebagai lambang kekacauan dunia
Perkelahian antara manusia yang sia-sia mencari kebahagiaan
Disambung dengan wayang yang juga menggambarkan hal yang sama
Bagian 1 ditutup dengan bergelimpangannya manusia
Bagian 2
Adegan:
Malaikat dan asistennya meratapi tubuh-tubuh yang bergelimpangan
NARATOR:
KekasihKu,
pulanglah dalam persekutuan cintaKu
Lihat,
Aku berdiri di muka pintu dan mengetok
(tok…tok…tok)
Tak maukah engkau bukakan pintu?
Aku rindu untuk bersantap bersama-sama denganmu
Adegan ditutup dengan manusia-manusia yang merayap keluar panggung
BABAK 2: KERAJAAN GELAP
Adegan:
Prosesi Iblis dengan suara latar gumaman
Dilanjutkan dengan ritual pemujaan Raja Iblis
Raja Iblis lalu murka mengetahui rencana Allah untuk menyelamatkan manusia
RAJA IBLIS:
Apa ini?
Dia mau merampas kesenanganku ?
Oooh…tidak akan kubiarkan Ia mengambil mainanku ini
Lihat saja, aku akan gagalkan rencanaNya
Rencana PenyelamatanNya akan gagal…gagal TOTAL !
Karena aku, Raja Gelap, Penguasa dunia
Aku lebih kenal siapa manusia
Rohnya memang suka menurut, tetapi dagingnya lemah
Ha..ha..ha…
Manusia tidak akan taat
Mereka akan membunuh nabi-nabiNya
Bahkan mereka akan membunuh AnakNya
Ha..ha..ha…
Akan kukirim bala tentaraku untuk menggagalkan rencanaNya
Ibu-bapak manusiawi Anaknya akan kucobai
Herodes -pengikutku yang setia- akan kusuruh membunuh anakNya
Ha..ha..ha....
Dan kamu [sambil menunjuk pada penonton]
Kamu semua adalah milikku
Ha..ha..ha…
Aku tahu apa sisi gelapmu
Aku tahu kotornya nafsumu
Ha..ha..ha…
Sembahlah aku dan sukacita dunia gemerlap akan kuberikan kepadamu
Ayo tunggu apa lagi ?
Serahkan saja nyawamu padaku,
maka akau kupuaskan hasrat gelapmu,
akan kuturuti ketamakanmu
Buat apa kau pertahankan nyawamu ?
Gadaikanlah saja padaku…
Nyawamu …? Ha..ha…ha…
Nyawamu yang sia-sia, dan musnah setelah kamu semua membusuk jadi bangkai
Ayo..hidupmu cuma satu kali ! ayo nikmati ! Jadilah pengikut ku !
Ha..ha…ha…
Ha..ha…ha…
Adegan ditutup dengan silamnya pasukan Iblis
BABAK 3: MARIA DAN YUSUF
Lagu
Adegan: Maria dan Yusuf masuk panggung
NARATOR:
Maria dan Yusuf telah jauh tapaki jalan
Sudah letih jiwa-raga mereka
Impian mereka yang sederhana
Ditelikung setengah putaran
Nasib apapula yang membawa mereka kemari
Kandang nista yang hina-dina
Adegan: wayang
Maria dan Yusuf disisi layar dengan gunungan ditengah
Saat Dalang menokohkan Maria Yusuf digantikan oleh Butho dan juga sebaliknya saat Yusuf yang ditokohkan tempat Maria diisi Raksasi
DALANG:
[Narasi oleh pak Sigit]
BABAK 4: HERODES
Herodes masuk
Herodes menari
NARATOR:
Inilah Herodes,
Raja yang pongah dan mabuk kuasa
Dia lalim dan menghalalkan cara
Dia akan lindas siapa saja yang menghalangi jalannya
Tidak ada yang tabu baginya
Yang penting kekuasaannya langgeng ditangannya
Herodes menari
NARATOR:
Mendengar sudah lahir Raja yang lebih besar
Dengan gelap mata
ia titahkan
untuk bunuh semua balita
hati nuraninya
sudah dirasuk gelapnya dosa
Herodes menari dan berbicara pada mahkotanya
NARATOR:
Oh Mahkotaku…
Engkaulah segalanya bagiku
Tidak akan kubiarkan siapapun
merebutmu dariku
Herodes silam
BABAK 5: HERODES AMUK
Adegan: dolanan anak-anak ditemani ibu-ibu mereka, tiba-tiba Herodes datang dan mengamuk dilanjutkan dengan adegan pembantaian yang brutal
Adegan ditutup dengan Herodes yang memegang kepala anak-anak yang dipenggal
NARATOR:
Demi kekuasaan
anak-anak tak bersalah sudah dibantai
Gelapnya dosa
membutakan nurani manusia - citra Allah
Sesama
bukanlah saudara
melainkan musuh
atau alat pemenuhan hasrat sesatnya
Lalu
masihkah ada harapan damai?
Adakah tempat bagi cinta kasih?
Apakah kegelapan telah menang?
Herodes silam
BABAK 6: TERANG SURGA
NARASI:
Adegan:
Tarian ranting2 padang rumput
Canda ria gembala-gembala
NARATOR:
Kabar sukacita pertama-tama diterima
para gembala miskin sederhana
Mereka polos dan apa adanya
Sinar kebenaran menembus juga tempat-tempat yang jauh
Dari timur datang pula kaum terpelajar
Mereka penuh tanya, ingin tahu semuanya
Hati mereka belum tenteram
jika belum dapatkan terang sejati
Pada mereka warta tentara surga berkumandang:
Jangan takut,
Ku beritakan kesukaan teramat besar
Hari ini telah lahir bagimu
Sang Juruselamat
di kota Daud .
Lalu mereka bergegas berangkat
Untuk mendapatkan sang bayi terang
Mereka sama-sama berangkat menjemput Maria-Yusuf dan pendeta
BABAK 7: KOTBAH PENDETA
Pendeta bersama-sama dengan Maria, Yusuf, gembala dan orang Majus naik ke pentas
Pendeta lalu berkotbah tentang suka cita Natal
Ditengah kotbah Ia mengajak umat melepas topeng
[Ini tanda untuk juru lampu – padamkan segenap lampu, nyalakan lampu siluet]
BABAK 8: KUASA KEGELAPAN DISEKITAR KITA
Tiba-tiba panggung gelap, lalu iblis berteriak-teriak dan merangsek menyerang, tetapi mereka gagal dan terkapar disekitar pentas
BABAK 9: PENUTUP
Pendeta menutup kotbahnya [singkat saja- kasihan orang2 yang kebagian terkapar ] – kurang lebih bahwa meski terang sudah datang, meski topeng sudah dileapakan, iblis dan kuasa kegelapan masih mengintai , jika kita tetap dekat sang terang – maka kita akan selamat.
TAMAT
Saturday, February 28, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment