Jemaah Katolik mengakukan dosa dalam setiap perayaan ekaristi dengan mengurutkan demikian " ..Saya telah berdosa dengan PIKIRAN dan PERKATAAN, dengan PERBUATAN
dan KELALAIAN..."
Menarik bahwa PIKIRAN disebut pertama kali. Andaikan urutan mengasumsikan prioritas maka dosa pertama-tama committed even bahkan saat orang berpikir2 tentang berdosa. Kalaupun dosa urung dieksekusi - kenyataan bahwa ia sudah sempat masuk dalam alam pikiran serta merta sudah membuat yang bersangkutan berdosa. Amazing how easy it is to commit to a sin !
Dalam Mr 7: 21 Yesus bersabda bahwa yang jahat timbul dari dalam. Yang jahat pertama2 direncanakan dulu baru di eksekusi. Dosa pertama-tama di mulai dari kejatuhan PIKIRAN - bukan semata2 waktu dieksekusikan.
Menarik bahwa Evdokimov (baca Majalah BASIS edisi paling gres Maret-April 2003 ) mengobservasi demikian: "Sin never comes from below, from flesh, but from above, from the spirit. The first fall occured in world of angels, pure spirits"
Astaga !
Baru terasa diktum bahwa manusia itu -semua saja- berdosa asal.Yaitu segenap manusia punya kecenderungan berdosa. Alhasil lewat benak (hati/spirit) lah manusia sudah mulai berontak terhadap Sang Baik - Allah Al Rahim. Dalam pikiran orang sudah mengkorupsi cita-cita Ilahi akan kebaikan manusia - akan kesempurnaan manusia.
Pertanyaan soal flawed in the design of human spirit (ie tends to fall) tidak akan dibahas lagi disini - diandaikan saja soal ini sudah terjawab. Tapi lantas bagaimana mensiasati soal ini ?
Buku-buku Katolik yang saya baca waktu masih kecil dulu mengusulkan agar orang melakukan penelitian bathin setiap sebelum tidur. Kurang lebih upaya ini dimaksudkan untuk menelaah kedalam, menerangi setiap sudutnya, mengungkap setiap batu, menyorot segenap celah. Buat apa ? Tindak prefentif ! Segenap embrio jahat hendak cepat-cepat diaborsi, semua rencana gelap hendak diterminasi-dini, habis itu lalu bathin jadi bersih ..sih ..sih !
Sederhana dan jelas efektif. Sebab kalau sampai dosa sempat menggumpal dan lewat masa inkubasinya maka orang jadi corrupted, contaminated. Pikiran nya tidak lurus lagi, matanya tidak memandang yang sebenarnya lagi. Ibarat komputer kemasukkan virus - ia tidak lagi bertindak sesuai kehendak pengguna, tapi over ride oleh sang virus
Pikiran yang corrupted melahirkan tindakan yang corrupted pula dan bola salju terus bergulir meraksasa. Kalau anda dan saya corrupted maka chances are pelan-pelan kita mengkorupsi orang2 sekitar kita- keluarga- masayarakat- dsb-dst dan imagine bayi2 yang lahir kemudian ? 100% corrupted ! Mereka tidak punya daya untuk me-reverse raksasa dosa yang sudah menjalar kemana-mana
Dalam logika ini hendak kita pahami pula peristiwa Paska - bahwa nun disebuah petak kecil di Israel tampilah Yesus dipentas dunia. Ia istimewa sebab Ia sempurna seperti BapaNya disurga. Orang ini berjalan, berkeliling dan berbuat baik. Diujung hidupnya Ia mati hina ditengah kriminal meski tidak ada satu kesalahan Ia buat (kecuali kalau soal mengusir pedagang di Kenisah mau dikategorikan act of violence...). Ia turun ketempat penantian dan dibangkitkan Allah-AbbaNya.
Et alors ? Eh bien, Kalau mati adalah upah dosa maka dalam kebangkitan dosa dipatahkan. Diatas kita lihat bahwa kuasa dosa sudah mondial, menggerhana, tidak ada satu dari kita yang bisa melawannnya kecuali tentu Yesus yang bangkit. Dan sejak kebangkitan Yesus official dosa dikalahkan, sebab kegelapan -yang paling hebatpun- tidak bisa menenggelamkan nyala sebatang lilin. Lilin yang biar sebatang secara absolut menegasikan gelap. Gelap tidak gelap lagi.
Yesus yang bangkit naik kesurga dan mengutus Rohnya. Menarik bahwa Dia tidak membuat kita punya badan yang baru, tapi Ia mulai dengan Roh. Sebab - bukan kah seperti kata Evdokimov diatas, dosa itu pertama2 soal spirit, roh ? Maka Yesus mengirim obat yang menyelesaikan akar bukan gejala, yang membunuh kuman bukan cuma mencegah batuk.
Lalu dimanakah itu Roh KUdus ? LIhatlah kedalam, telitilah kebathin. Adakah Ia disana ? Kenapa dunia masih penuh dengan dosa ? Karena rupanya the sum of evil outnumbered the sum of holly spirit ! Bukan soal Roh Kudus kalah kuasa (macam superhero kalah versus bad guys), tapi Ia kerap tidak diberi ruang gerak, Ia diikat dan boleh keluar sebentar saat misa atau doa minta lulus ujian. Lebih dari itu burung kudus masuk sangkar.
Kata orang bijak- kalau mau mengubah dunia, mulai dari dirimu sendiri. Maka lepaskanlah Roh Kudus dari sangkarnya, telaahlah bathin dengan rajin dan mulailah berbuat baik. Dan sukaciat surga membual-bual, saat sidurhaka pulang ke kesucian, beranjak pulang ke fitrahnya, sempurna seperti BapaNya.
Apr 27, 2003
No comments:
Post a Comment