Adegan 1 :
Gamelan Intro
Suluk
Narasi cerita natal (tidak urut):
Terang itu berasal dari Tuhan sebagai anugerah
Setan tidak tinggal diam untuk menggagalkan rencana keselamatan dan selalu menunggu waktu yang baik (Luk 4:11)
Manusia punya roh yang penurut meski daging lemah – Jika mau manusia dapat menjadi sarana keselamatan Tuhan
Kasih yang diberikan Allah mengundang manusia untuk membalas dengan kasih
Waspadalah dan berjaga-jagalah: roh memang penurut tetapi daging lemah
Setan tidak pandang-bulu. Ia akan mengganggu/menggoda siapa saja demi menggagalkan rencana keselamatan
Gelap mata, tuli suara hati adalah jalan menuju kebinasaan. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Setan keluar, berbicara ttg rencananya – monolog dibikin pendek (Budi sbg setan – life)
Perkenalan diri
Meninggikan diri
Mengajak – memberi janji
akan ada beberapa orang akan maju Iblis akan wawancara dengan orang yang maju (dialog oleh narator – dibikin lucu)
o anak SMA – narkoba, bolos, trek-trekan
o eksekutif - tentang penyeludupan minyak
o pendeta – hamba Tuhan yang menyeleweng
o anggota gamelan – mewakili orang pendatang – logat jawa tapi mengaku dari manado/batak)
Adegan Tivi dan pengutusan – kalimat sama dengan Mat 28 : 18, dst
Semua mundur termasuk setan
Kotbah 1:
(Berpakaian penjaga malam lengkap dengan kentongannya)
Topik yang dibahas
Siapakah Iblis
Hati-hati terhadap godaan iblis
Waspadalah dan berjaga-jagalah: roh memang penurut tetapi daging lemah
Pendeta silam
Koor: Lagu jawa dengan kentongan
Adegan 2:
Gamelan
Suluk
Narasi (untuk mengantar adegan Maria yang berlutut)
Kegundahan Maria
Maria masuk dalam posisi berlutut berdoa
histeria/chaos
memuncak lalu gamelan hening pada klimaks
Narasi ttg keputus-asan Maria (jangan panjang-2 hanya untuk mengantar Maria berjalan kebalik layar siluet)
Dibelakang layar Maria telah disediakan bangku dan tali gantungan
Iblis muncul didepan layar
Narasi Iblis yang mendorong Maria untuk melakukan bunuh diri – Ayo Maria, apa gunanya, dsb
Pada saat klimaks Maria siap-2 mati (sambil dikompori Iblis) lalu gelap dan soundtrack gedebuk
Setan masuk – Yusuf keluar dengan pasukan kain
Gamelan
Suluk
Adegan full Jawa
Iblis muncul sebagai siluet
Ujungnya Yusuf terengah-engah dalam keadaan terlilit
Maria datang dan berupaya melepaskan Yusuf
Yusuf tersemangati
mBah Suro datang dengan menyan untuk memberkati mereka
Narasi menemani kehadiran mBah Suro : isinya manusia punya terang dan jika terang ini disatukan akan datang kemenangan
Setan menyatakan kekalahan sementara saat tatapi selalu akan datang mencobai dan kamu2 akan saya godai. Jangan pikir engkau sudah menang.
Berjalan kearah penonton sambil silam (follow spot)
Sementara panggung disiapkn untuk adegan 3
Koor: ????
Adegan 3 dan Kotbah 2:
Maria dan Yusuf muncul dari arah penonton
VG menyanyi “O Holly Night”
Maria dan Yusuf berjalan menuju panggung
Pendeta sudah berdiri di undak2an
Adegan ini sekadar mengantar kotbah pendeta
Topik yang dibahas
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang
Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
Pendeta mengajak penonton menyalakan teplok
Lalu penonton yang sudah dipilih maju dan menyalahkan 8+ teplok (Maria dan Yusuf ikut silam disini)
Lalu kotbah dilanjutkan
Adengan 4:
Gamelan keras
Kain2 bergelombang melambangkan samudera kegelapan
Chaos
Narasi Iblis (ssat narasi gamelan lebih pelan dengan tema yang sama)
Setelah Narasi
Gamelan mengeras
Pendeta masuk ketengah kain
Gamelan sirep
Pendeta bicara – menghardik ombak. Tinju dikepalkan keudara: Hai maut, dimanakah sungutmu.
Gamelan dan kain diam
Kotbah penutup
Natal adalah pernyataan berani menentang kegelapan. Perjuangan bukan jadi ringan, tapi yang bersatu dengan terang akan menang. Harapan tidak pernah menjadi kesia-siaan yang hampa. Tuhan mungkin menunda, tetapi Ia tidak menolak dan kesukaan ceria yang paling murni hanya ada padaNya
Saturday, February 28, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment