Bagi seorang teman –calon pasangan hidupnya adalah bunga bagi senyumnya. Kalau senyum itu semacam padang rumput, maka tanpa sang belahan jiwa, padang itu mungkin penuh ilalang, bahkan gersang. Alangkah ironiknya. Senyum yang semestinya adalah salah satu ungkapan hangatnya jiwa, optimisme dan damai berubah jadi seringaian yang mungkin malah menakutkan.
Menarik bahwa kita mendekati sang idaman hati sebagai semacam potongan puzzle yang selama ini kita cari-cari. Bersama dengannya kita menjadi lengkap, menjadi lebih sempurna. Wahai…indahnya asmara.
Yang mungkin luput dari telisik adalah bahwa sang bunga juga berangkat dari ufuk yang sama. Sang bunga melihat bahwa sang padang adalah padang subur ijo royo-royo penuh nutrisi yang memberi ruang luas untuk tumbuh berkembang.
Waktu padang bertemu bunga, waktu akar ditancapkan; keduanya memandang kemana ? Kedalam diri sendiri ? atau kearah pasangannya. Apakah sang pasangan adalah panacea yang selama ini dicari-cari ? Ataukah diri ini hadir untuk sang pasangan. Persatuan itu apakah persatuan untuk menerima atau persekutuan untuk memberi ? Atau a little bit of both ?
Nancy Reagan –mantan first lady Amerika- mengatakan bahwa persatuan pria wanita bukanlah 50%-50%, ada banyak waktu salah satu diminta memberi 90% dan menerima 10%. Yang menjadi soal adalah kadang kita tidak siap dengan konsep ini. Yang kerap muncul adalah lebih-lebih kita minta partner kita memberi down payment dan kalau tidak siap sang partner bisa defisit dan neraca terjungkal menghamburkan isinya.
Membangun persatuan mengandaikan kita punya cadangan kehangatan seluas samudera, punya hati sebesar benua, punya tekad membaja supaya bunga boleh berkembang, supaya tanah sempat menjadi subur, supaya tahan menghadapi paceklik, saat menerima kurang dari 1% dan memberi lebih dari 99%, saat harus memberi maaf dan menelan empedu.
Sudah tentu ini tidak mudah. Sama sekali diluar soal rutin sehari-hari. Dan lebih payah lagi kerutinan malah menghianati kita, sebab dalam rutinitas hangatnya romantika cinta masa courtship didinginkan. Tidak ada lagi rayuan, puisi apalagi bunga. Belum lagi tantangan hidup berdua (atau bertiga, berempat …bersama anak buah cinta) mengerosi sisa bara.
Maka sebelum semua itu terjadi, simpan cadangan kehangatan, tabung suka cita berdua, depositokan tekad hati dan …relax, enjoy the ride !
Dedicated to T+J
menarik pak Luc...ya bener padang rumputnya kudu sering merawat diri supaya selalu segar hijau dan menjadi tempat tumbuh yg baik buat si bunga. Bunganya juga mesti rajin menyerap nutrisi si padang rumput shg rajin berbunga segar. Kayaknya mesti dua-duanya dan seimbang. Kalau proporsinya 90:10 nanti jadi padang kering yg bunganya pada layu, walaupun ya idup juga sih
ReplyDelete