Ada masanya -konon kata sebuah buku- bahwa dosa macam masturbasi dipandang lebih jahat dari segala dosa (hence Onan dalam perjanjian lama). Namun -kata buku itu lagi- sekarang ada perkembangan bahwa dosa lain macam korupsi, KKN dsb adalah lebih jahat.
Kiranya ini soal skala dan cakupan. Kalau satu orang korupsi maka evil akan dialami lebih banyak orang dibandingkan dengan onani. Well - dosa tetap dosa - tapi tidak semua dosa senilai. Kalau dosa setetes "dihargai" sama dengan dosa sang samodro yang tidak adil namanya.
Tapi Allah apa adil ? dalam skala manusia Ia dapat dipandang tidak adil - coba ingat perumpaan orang2 upahan - yang datang subuh diupah sama dengan yang datang setelah lohor. Sama sekali tidak adil bukan ? lantas waktu didemo yang empunya cuma bilang: kalau ana baik hati kenapa anta iri hati? Duit-duit ana. Pan anta sudah sepaka sama ana mau dibayar segituh. Sudah sana minggat. Dan para demonstran minggat sudah Simak juga hikayat anak durhaka. Malah abbanya yang berlari mendapatkan dia. Terbalik sudah Dosa boleh beda - tapi pengampunan Gusti Allah pada mereka yang tobat tidak pernah dikorting.
Sudah tentu ada aspek sosial dalam dosa. Maka ngaku dosa itu peristiwa komunal juga - dalam arti : diakukan secara resmi dihadapan pastur dan diampuni resmi. Otherwise cukup sms saja - dosamu sudah diampuni nak, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.
Thu 4/13/2006 1:44 PM
No comments:
Post a Comment