Pernah tidak merasa bisa memahami orang yang berbuat salah pada kita ?
Kita cenderung maklum dan mungkin menghela nafas seraya berkata: "paling2 minta maaf..." dan kalaupun kata maaf tidak sampai muncul kita sudah keburu maklum dan lega lila
Pernah berpikir bagaimana Tuhan mengampuni dosa ? "Akupun tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi" kata Yesus pada wanita yang dibilang berzinah (lha laki2 partner zinahnya tidak disebut2 padahal hukum Yahudi dilempari batu berlaku pada kaum pria zinah-ers).
Betapa mudahnya proses pengampunan Tuhan. Jauh sekali dari manusia yang gemar memendam dendam, menuntut balas, mengancam jotakan. Apatah yang kita punya sampai2 demikian sulit kita memberi maaf. Padahal sekali tempoh kita gawal juga dan berhutang maaf.
Gusti Allah yang empunya segenap bintang dilangit, yag menghembuskan nafas untuk kita pinjam - dengan rileks memaafkan siapa saja yang datang bertobat.
Prosedurnya tidak rumit, bahkan kadang tidak ditanya ba-bi-bu. Tengok saja kisah anak durhaka yang disambut kembali sebagai pangeran, padahal minta jadi jongos. Ia tidak diperkarakan atau digugat. Sukacita surga melimpah saat orang pulang.
Paradoks ini mengandaikan demikian PD-nya Tuhan. Kita manusia demikian kerdil sehingga harga diri kita yang cuma sejumput debu sudah kita gembar-gembor setinggi langit. Tuhan kita demikian penuh kepercayaan pada kebaikan manusia, sehingga serusak apapun ia Allah tetap menerima - tidak ada yang tidak bisa Ia perbaiki - semacam montir super ahli. Maklum Dia yang mbuat :)
Kalau memang demikian adanya maka beriman bukan soal securing a place in heaven melainkan selama hidup ini bermesra dengan Gusti Allah - sehingga meski hujan (kayak hari ini) hati masih hangat, meski hidup kadang ribet bisa tetap tersenyum (hadapi dengan senyum - kata Dewa) dan waktu kita berjumpa dengan Dia - face to face kita sungguh berjumpa dengan sahabat yang selama ini kita rindukan
Fri 5/27/2005 5:02 PM
No comments:
Post a Comment