Mungkin seperti saya anda juga akan tergoda setelah membaca "The Complete Idiot's guide to Breaking BAD Habits" untuk memandang dosa sebagai bad habit Dalam persepektif buku ini Bad Habit dalah hasil pembelajaran kita untuk menanggulangi krisis. Demikianlah hidup manusia selalu mencari homeostasis. Bolehlah kalau kita maknakan -kasarnya- homeostasis sebagai keseimbangan - status quo. Kalau anda kenyang, cukup tidur, tidak BT, sehat, normal maka anda dalam keadaan setimbang, ibarat bola ping pong diletakkan didasar mangkok cembung. Dia setimbang, goyangan sedikit (misal lapar) akan ditanggulangi seperlunya (dengan makan) dan anda setimbang kembali.Dalam kondisi *dasar mangkok* anda tidak akan develop bad habit - sebab memang tidak perlu
Tapi yang namanya hidup - nyata tidak sesederhana bola pingpong didasar mangkok cembung. Dan stimulan tidak sekadar lapar, tapi beragam. Manusia yang terguncang (well...hidup ini tidak mudah) adalah ibarat air di daun talas, tidak mungkin setimbang, dan menggelincir kesana kemari. Dan dalam prinsip homeostatis dia akan berusaha menghilangkan krisis dan berbagai cara
Dalam perspsektif kristen cara yang bener adalah menggantungkan diri pada Gusti Allah (Dia adalah gunung batu, benteng, gembala, dsb, dst), tapi berhubung kita ini berdosa asal (sebagai silih pemilikan kehendak bebas..*sigh*) manusia tidak serta merta memilih Allah, tapi ngawur mencari solusi sendiri. Dan jadilah dosa.
Dosa ini memberikan ketenteraman instan- cepat- mudah. Kalau menunggu Tuhan menghibur terlalau lama, orang mencari jalan pintas yang terbukti efektif dan tidak bertanya lebih jauh konsekuensi dimasa mendatang. Hence dosa aktif dipelajari dan berubah menjadi habit
Mengenai hal ini bacalah buku Paul Suparnoi SJ (Kanisius, lupa judulnya). Menurut pastor ini orang bisa menelaah dosa apa saja yang diakukan dikamar pengakuan (well sedikitnya menjelang Natal dan Paska). Suparno bilang ada dosa yang dilakukan berulang-ulang, semacam habitual sin.
Dosa macam ini analaog dengan bad habit- diulang2 karena memberikan solusi cepat- tepat-efektif, tapi dosa.
Anyway, kembali ke buku idiot tadi pemecahan habitual sini begini kiranya sama dengan breaking bad habit. Carilah akarnya dan hadapi itu. Akarnya sudah jelas yaitu dosa asal, tapi setiap orang punya pengalaman unik yang menjadi akar habitual sin ini. Maka lewat refleksi, retret, kebangunan rohani, dsb akar unik dosa ini dapat disoroti dan selanjutnya ditanggulangi
Kedengaran mudah ? Maybe it is darn easier said than done tapi sekali akarnya ketahuan orang bisa membuat langkah2 pencegahan. Dosa suka bohong ? akarnya = tidak PD? Lalu solusinya = PD aja lagi...mungkin terlalu menggampangkan tapi in theory you learned to create the bad habit (habitual sin) and you should be able to unlearn yourself from the darn thing.
Pertanyaan besar: dari mana saya punya kekuatan untuk ini ? Lo and behold disini akan ditulis klise: Yesus menebus dosa. Yesus telah memberi contoh bahwa kuasa maut itu euweuh na-naon-na kata urang sunda, tidak ada apa2nya. Hence dalam semangat (=spritualitas) ini kita membangun ulang hidup kita dengan mengusir dosa keluar dan menciptakan holeostatis yang sejati yaitu -kata orang Kristen- didalam Tuhan.
Well, untuk berteori adlaah satu hal, tapi mempraktekan adalah hal lain dan tidak mudah. Tapi soalnya adalah : kita tahu jalan keluarnya dan memang kita sendiri yang harus mau bergerak keluar. Keselamatan memang sudah datang dalam Putra, tetapi Engkau harus mau bergerak mendekat...
Lucas Nasution
October 23, 2003
No comments:
Post a Comment