Setiap kali ada berita duka – RIP- kita diingatkan betapa nisbinya manusia
Siapakah kita yang hendak berdalih dan berperkara dihadapan alam semesta
(jangan lagi dengan khaliknya)
Kita hanya terbuat dari abu yang dihembusi ruahNya
Ruah yang suatu saat meninggalkan seonggok abu
Sejumput molekul benda mati yang hilang ditiup angin
Hari-hari manusia lalu bak angin
Kita cuma bayangan – yang lenyap manakala sang surya beranjak keperaduan
Setelah itu gelap
dan dalam gelap segenap argumen, atribut, gelar, sakit, harta
menjadi bisu dan nir arti
Kematian nyaris tidak bisa dimengerti ditengah indahnya pagi hari
Dipadang bunga yang sepoi-sepoi kelamnya kematian tidak bisa diperdamaikan
Apatah hidup yang hangat dan menggairahkan hanya akan berujungkan kematian
Debu dan kehampaan
Mungkin kita masih dikenang oleh sejumput teman, kenalan dan keluarga
Tapi saat mereka satu satu beranjak keliang lahat mereka
Kenangan akan kita pun sirna dan semesta tidak pernah ingat lagi
Bahwa kita pernah menorehkan jejak dipasir jagad ini
Namun dalam iman kita percaya bahwa hidup tidak dimusnahkan
Namun diubahkan
Dirumah BapaKu ada banyak tempat
Dan bahkan sesungguhnya hidup adalah sebuah kontinum
Hidup diubah menjadi kekal
Berbahagialah kita semua
Yang mati bersama Kristus dan kelak bangkit bersama Dia
Dedicated to Monica’s grand ma
RIP
Tue 4/26/2005 9:52 AM
No comments:
Post a Comment