Waria yang berkontes adu cantik -menurut sekelompok orang - adalah menghina umat beragama. Persisnya : penentangan agama.
Apakah "agama" adalah sesuatu yang bisa terhina? Apakah saya bisa menghina sederetan konsep? Mestinya tidak - yang terhina tetap manusia yang berdiri dibawah umbul2 konsep tsb. Dan karena merasa berhak membela agama yang teraniya - maka kelompok ini mengancam berbuat kekerasan
Spesifik dalam kasus Waria keadaan menjadi problematik. Mereka ini apa ? Pria atau wanita? Jangan2 kita terlalu sempit untuk memahami alam - bahwa alam itu diskrit dan biner (ini atau itu) dan bukannya kontinu
Alam yang kontinu mengenal nilai antara - tidak hanya hitam dan putih - tapi ada abu-abu dengan segenap nuansanya.Gagal memahami ini membuat kita jadi naif dan memaksakan manusia kedalam pakaian seragam dan bukan sebaliknya - memotong seragam sesuai ukuran badan orang.
Tapi apa boleh buat - agama yang adalah konsep buatan manusia membutuhkan keteraturan dan Kesederhanaan. Agama yang kelewat rumit cuma bisa dipahami dalam "rasa" dan ujungnya kita jadi
Mistik sufistik yang berkata: tentang Allah kita tidak tahu apa-apa dan tidak bisa bicara apa-apa
Allah semacam ini tidak bisa diajak bersekutu mengutuk sipolan demi membenarkan kepentingan kita sendiri. Allah mistik menarik kita kedalam keheningan, dan tidak semua orang berminat dengan Allah macam ini
Alih-alih orang membuat Ilah yang jadi ejawantah karep kita sendiri - Idol yang kita dandani seturut kebutuhan perut (dan dibawah perut) kita. Allah yang kita marahi kalau gagal menjawab kebutuhan kita, Allah yang kita sembah kalau kemauan kita kesampaian. Allah yang terhina karena ciptaanNya tidak hitam atau putih.
Apakah Allah sungguh macam begini ?
Mon 6/27/2005 12:50 PM
No comments:
Post a Comment