Nothing hath separated us from God but our own will, or rather our own will is our separation from God.
--William Law
Di pondok Nabi kita temukan orang2 yang percaya bahwa sang pendeta lebih kuasa dari Yesus Kristus. Yesus -for one thing- terus terang tidak tahu kapan kiamat akan tiba. Dan dari segi ability to confince people YK kalah dengan sang nabi pondok Paling tidak Petrus dkk tidak persis paham betul apa maksud YK dengan ajaranNya Thomas ragu terus terang, dua murid exodus ke Emaus sambil bersungut2.
Di pondok nabi kita lihat orang yang menyerahkan *will* nya demi sang Nabi. Mereka tidak mau repot berperkara soal iman, mereka serahkan bulat2 pada sang Nabi dan kiamat memang tidak datang tgl 10 Nov 03, entah gara2 tercemar kehadiran pulisi2 atau tidak
*will* adalah sesuatu yang ganjil sebab kalau diserahkan bulat kealamat yang salah malah jadi konyol, disisi lain - kalau digenggam maksimum orang bisa mati dengan tangan terkepal dan tidak memberi kesempatan Allah untuk mengampuninya - atau orang ybs untuk menyambut
Allah dengan tangan terbuka
Jadi mau dilepaskan 100% (dengan resiko salah ? bandingkan Jim Jones, David Coresh, dsb) atau mau digenggam sampai mati ?
Kata Magnis Suseno SJ - tidak ada didunia ini yang berhak menuntut komitment 100%. In a way mungkin yang dia maksud adalah kita layak melalukan discernment - ada apa dibelakang nabi ? palsu atau genuine ?. Yang nomor dua seperti kata Will Law diatas , *will* harus dilepaskan -somehow- sebab *will* yag digenggam erat2 malah mencegah orang menjabat tangan Allah yang menyambut dengan tanganNya dibalik kematian kelak
link berita
No comments:
Post a Comment