Monday, May 11, 2009

All I need is a miracle

Mengomentari peluang klubnya memenangi gelaran jawara liga Inggris, Dirk Kuyt yang digelari Mister Duracel- berkata "We have to hope for a bit of a miracle now because it has become more difficult than it already was". Kalau sesuatu nampak telah berada diluar kendali kita, kita berharap mujizat datang. Harapan konon adalah sesuatu yang ganjil pula. Kita baca pada sebuah buku "Hope is a strange commodity. When we don't need it, we rarely think about it. But when we need it, we need as much as we can get". Dan topik kita kali ini adalah soalan harapan dan mujizat.

Mr Duracel (kata Benitez : Mr Duracell is a good description for him because he is always running, always on the go) tidak hanya berharap pada mujizat karena iapuan berusaha semampu dia, ujarnya So let's hope that a miracle can happen but we have to make sure we win our own remaining games and then we will see what happens. Kuncinya tetap sama seperti pernah dikupas ditempat lain disini: mujizat adalah kartu joker yang hanya digunakan manakala semua kartu lain sudah habis dimainkan.

Terlalu cepat berhenti berupaya dan mengharap Tuhan bekerja adalah sebuah kemalasan. Malah bisa dipandang merendahkan Tuhan. "The claim that God has worked a miracle implies that God has singled out certain persons for some benefit which many others do not receive implies that God is unfair." An example would be "If God intervenes to save your life in a car crash, then what was He doing in Auschwitz?"

Disisi lain orang bisa berkata bahwa bahkan tarikan nafas kita adalah sebuah mujizat. Mungkin ini baik kalau maksudnya adalah ajakan untuk selalu bersyukur, tetapi menurut de Mello kita tidak boleh merepotkan Tuhan akan sesuatu yang bisa kita kerjakan sendiri. Simak anekdotnya : seorang murid datang pada guru dan berkata - ya guru, demikian besar kepercayaan saya pada ALLAH sehingga saya biarkan onta saya diluar tidak terikat. Kata sang guru - keluar dan ikat onta mu hai dungu! Tuhan tidak boleh direpotkan dengan soalan yang kau bisa selesaikan sendiri!

Lalu kalau ada yang bisa kita kerjakan sendiri - buat apa berharap? Mujizat pun jadinya dipertanyakan - apa bukan semacam kemalasan dan kecengengan belaka ? Harapan membuat manusia terus melangkah. Harapan mengundang kita untuk memberikan yang terbaik. Harapan menyiratkan bahwa esok akan datang fajar kelegaan. Bahwa hidup kita belum lagi selesai. Bahwa ada yang lebih besar dari kita - dan bahwa kita diundang untuk menjadi bagianNya. Disana kita akan temukan kepenuhan kemanusiaan kita. Jika "harapan" adalah uluran tangan kita, maka "Mujizat" mungkin adalah uluran tanganNya. Dan rupa-rupanya banyak kali kita diundang unuk duluan mengulurkan tangan kita.

Walk on with hope in your heart that you will never walk alone

1 comment: