Thursday, May 21, 2009

mugi tuwung punika kapundhuta saking Kawula

Dhuh Rama,
manawi Paduka marengaken
mugi tuwung punika kapundhuta saking Kawula
Nanging sampun pikajeng Kawula,
namung karsa Paduka ingkang kalampahana
(Luk 22:42)

Bahkan dalam bahasa Zawa tetap saja terasa bagaimana beratnya Yesus ditaman Getsmani.
Pasrah itu tidak mudah

Tidak tahu andai Yesus sungguh orang zawa. Apakah doanya di taman sriwedari akan lebih lancar ? Meski konon orang zawa "mudah" pasrah sumarah.

Pasrah tidak mudah - apa lagi bagi kita 
Kenapa tidak mudah ?
Karena kita selalu butuh jaminan bahwa ada yang menahan badan kita andai tali yang kita pegang erat2 ini kita lepaskan. Kita perpegang erat pada banyak jaminan, semakin "secure" hidup orang, semakin "establish" ia, semakin justru "insecure" hatinya

Mahasiswa ITB yang punya uang pas-pasan dengan kalem makan gorengan + cabai + air banyak2 (diwarung belakang jurusan Geologi). Tidak terlalu rumit hidupnya. Tapi sekarang ia lebih mudah kuwatir- meski jelas tidak lagi makan gorengan. Atau justru karena tidak makan gorengan lagi ?

Dimana hatimu ? disitu hartamu
Lihatlah burung2 diudara yang tidak menanam namun diberi makan Bapakmu
Lihat bunga bakung ditaman, yang esok dibuang - namun didandani Bapakmu
wahai..bukalaha matamu dan lihatlah

Tapi pasrah tetap tidak mudah. Dalihnya: bagaimana dengan anggota keluarga ? anak - isteri ? Seolah dunia berputar oleh jasa kita - seolah mentari terbit hanya untuk kita ? Kita tidak dipusat alam semesta - alam semesta tidak sadar akan kehadiran kita, hanya kitalah yang memeluk khawatir kita erat2

Begitulah kita diajar dunia ini. Berani melepaskan khawatir barang sejenak ? Ini macam kita yang tetap memakai masker selam mesi sudah sampai didarat - dan kita tetap percaya bahwa tanpa masker ini kita akan mati lemas

Dan Yesus yang taat - setelah berpeluh darah habis2an akhirnya melepas life support semuNya. Dia berkata

Nanging sampun pikajeng Kawula,
namung karsa Paduka ingkang kalampahana

dan Dia sambut kayu palang Nya sampai kesudahannya. 
Tidak berpaling - tiada ragu
Dia lepaskan peganganNya dan terjun
seraya berkata
Dhuh Rama
Kawula masrahaken nyawa Kawula
wonten ing asta Paduka
(Luk 23:46)

Dan kepada "asta Paduka" Ia pergi

Mau ikut ?
Mungkin kita mesti belajar pasrah sepertiNya

No comments:

Post a Comment