Saturday, February 28, 2009

hati yang gembira adalah obat

Coba baca ayat ini
Mzm 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Saudara pernah mendengar istilah psikosomatik ? artinya kurang lebih penyakit fisik yang lebih disebabkan tekanan bathin. Misal orang yang pusing-pusing setiap hari senin. Hal ini mungkin disebabkan ybs stress menghadapi tekanan pekerjaan atau sekolah, dll.

Jadi dalam hal ini penyakit dapat disebabkan oleh suasana bathin. Suasana yang menyesakkan membuat badan kita ikut menderita. Sebaliknya dari ayat tadi dapat kita simpulkan pula bahwa suasana yang lega akan membawa kesehatan.

Dalam versi yang sederhana saudara2 bisa coba sendiri. Cobalah berjalan dengan menunduk, menyeret kaki, terengah-engah. Anda akan merasa tertekan. Dan rasa tertekan ini membuat anda lebih “menghayati” gaya jalan anda.Persis seperti kalau anda memang sedang tertekan. Sebaliknya, coba lah berjalan dengan badan tegak, langkah cepat dan tersenyum. Anda akan merasakan tubuh anda penuh enerji. Anda rasakan kegembiraan. Dan langkah anda semakin ringan.

Demikianlah: hati yang gembira adalah obat.

Pertanyaan selanjutnya: bukankah kesedihan atau kegembiraan itu disebabkan apa yang terjadi pada diri kita ? Kalau sesuatu yang buruk terjadi kita pasti sedih dan sebaliknya kalau dapat undian kita pasti berjingkrak gembira.
Pengkotbah 3:2-4
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;

Hidup manusia seperti roda – mengenal naik dan turun, itu bagian dari hidup manusia. Semua mengalami hal ini , entah Raja entah orang biasa, entah kaya entah miskin. Masalah tidak pernah tidak menjadi bagian hidup manusia. Siapa bilang orang banyak uang tidak punya kekhawatiran ? Siapa bilang suka cita bisa diukur dengan banyaknya urang di Bank ? Uang memang membawa kesenangan, tapi juga membawa masalah. Ibaratnya uang bisa membeli kasur enak, empuk, ruangan sejuk berAC, tapi uang tidak bisa membeli tidur nyenyak alami (beli obat tidur bisa, tapi badan bisa ketagihan)

Contoh lain
Luk 12
22 Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
23 Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya.
Kita lihat disini bagaimana harta membuat orang jadi terikat dan sulit memilih.

Begitulah hidup manusia mengenal untung dan malang – bahkan waktu Tuhan menjadi manusia dalam Yesus, kita lihat Dia menjalani hidup sebagaimana layaknya manusia biasa. Ia mengalami suka dan duka manusiawi. Bahkan Tuhan tidak menolak kenyataan hidup ini.

Jadi tidak mungkin hidup itu rata tanpa gejolak, Naik dan turun selalu ada bersama kita. Dan dengan demikian kita terombang-ambing antara suka dan duka. Apa boleh buat, begitulah manusia.

Benarkah demikian ?

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa. Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda. Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.
Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.
Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.
Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, Pikirkan tentang pengangguran berharap merekamempunyai pekerjaan seperti anda.
Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,

Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !
Puisi tadi mengajarkan satu hal: BAHWA kita BISA memilih sikap bathin kita. Mau pilih melihat yang menggembirakan ? atau pilih yang menyesakkan ?

Tapi kita teruskan pertanyaan selanjutnya: Kalau kita memilih untuk gembira apa kita tidak kualat ? Saya masih menuntut gembira dengan alasan.

Menurut Harian Kompas (Kompas Cyber Media 96/04/2005) tersenyum –meski tidak bahagia- membuat otak mengeluarkan enzim serotonin yang berguna untuk meningkatkan system kekebalan tubuh dan juga memberi daya angkat bagi kondisi psikologis seseorang. Ajaibnya pura-pura senyum memberi hasil yang sama dengan orang yang sungguh-2 tersenyum.

Tertawa lebih manjur lagi. Tertawa akan meningkatkan detak jantung dan memperbaiki sirkulasi di jaringan otot yang membantu perjlanan nutrisi-2 dan oksigen kedalam jaringan tubuh. Dua puluh menit tertawa lepas setara dengan lima menit aerobik !

Saking manjurnya terapi tertawa ini seorang dokter dari India mempopulerkan terapi tawa tanpa sebab. Klub-2 tawa tersebar sudah diseluruh dunia. Bahkan di Denmark pada tahun 2000 berkumpul sepuluh ribu orang untuk merayakan hari tawa.

Mungkin tawa tanpa alasan terlalu berlebihan. Meski diam-diam kita juga sering sedih tanpa alasan. Tapi anda dan saya yang dibaptis PUNYA alasan untuk memilih sikap gembira

Ga 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Ro 14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Kalau jalan hidup sedang tidak rata – cobalah bertekun selalu dan mencari pesan Tuhan dibaliknya. Bacalah Ibrani 12:1-17
Ibr 12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Sebagai penutup, mari kita baca ajakan Rasul Paulus
Php 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

Memang tidak mudah, tapi kita tetap bisa memilih sukacita dari dukacita

No comments:

Post a Comment