Tuesday, February 10, 2009

resonansi

Kata buku ini tidak ada seorangpun yang dapat melukai hati kita terkecuali kita beri dia kuasa. Well, konsep yang tidak terlalu baru juga, namun buku ini memberi penjelasan bagaimana kita memberi kuasa atas prakarsa luka-melukai ini.

Anggap saja masing-masing dari kita ini punya hati yang terbentuk atas dawai-dawai. Macam dawai gitar, sitar atau piano. Manakala seseorang melontarkan kata-kata pedas, ia sebenarnya melepaskan nada-nada tala ke telinga kita. Jika nada-nada tersebut pas frekuensinya dengan dawai yang terbentang dihati kita maka serta merta terjadi resonansi, dan kita ikut bergetar, bereaksi terhadap nada-nada itu. Reaksi kita pada gilirannya akan menimbulkan reaksi balik - yang akan menguatkan sinyal dari kedua arah. Ujungnya perkelahian.

Dari sisi lain, jika dawai-dawai hati kita distem pada frekuensi yang berbeda - maka nada-nada tala yang masuk ketelinga kita tidak akan kuasa membangkitkan reaksi. Kita cool saja, inert. Begitu konon cara kita memberi kuasa pada impuls yang masuk untuk membangkitkan reaksi negatif dalam diri kita.

Cukup mencerahkan bukan ? Terutama karena kita sebenarnya punya kendali untuk menentukan reaksi kita. Apakah kita akan membiarkan reaksi otomatis itu menguasai diri atau sebaliknya mengambil kendali manakala naluri bereaksi spontan hendak membutakan kita.

Hal lain adalah - kita dapat menelaah bathin sendiri mengapa kita membiarkan dawai-dawai kita distem sedemikian rupa. Mungkin ada pengalaman buruk yang sudah terpendam dalam sehingga kita sendiri lupa. Macam luka bathin yang terkoyak setiap saat pengalaman jelek itu terkilas dibenak kita kita.

Apapun itu, kita sesungguhnya mampu menala ulang dawai-dawai ini sehingga inert terhadap apapun stimulus dari luar. Jangan bilang ini tidak mungkin, pasalnya stimulus yang sama tidak dimaknai sama pada orang yang berbeda. Mengapa demikian ? simply karena dawai hati masing-masing kita berbeda. Mengapa berbeda ? karena distem dengan pengalaman yang berbeda pula.

Kalau begitu, langkah pertama kiranya adalah : manakala ada dawai yang beresonansi terhadap nada tala yang masuk, segera isolasi dan kenali dawai itu. Coba pahami pengalaman mana yang menjadi sumbernya. Renungan mengapa itu menjadi luka, dan berdamailah dengan kenangan itu. Apapun itu. Lepaskan. Dan serta-merta dawai-dawai akan tertala secara berbeda. Kita-pun jadi berbeda bersamanya.

Menjadi Inert. Cool.

No comments:

Post a Comment