Tuesday, February 17, 2009

kalau badan sudah bau tanah

Teman saya mengunjungi neneknya yang tinggal di kota B. Katanya neneknya sudah tidak bisa jalan, sering menangis karena tidak bisa apa-apa lagi dan bergantung pada anak2nya. Hidup sama sekali tidak menarik buat nenek ini dan ia ingin mati saja.

Teman ini bilang umur si nenek mendekati 80 tahun dan ia mulai mengalami halusinasi dan kerap bingung mana yang nyata mana yang hayal. Manusia didesain sebagai makhluk fana belaka, kata kitab suci - somwhere- usia kami 70 tahun saja, kalau kuat 80 tahun. Realistik

Apatah arti umur panjang kalau orang menjadi tidak berdaya, mengalami delusi, dan meluruh. Hidup manusia macam hal simetrik : dimulai dengan ketidak berdayaan dan ditutup dengan peluruhan. Dia kedua ujung hidup manusia akal budi tidak banyak berperan - sang bayi kecil masih banyak beroperasi dengan naluri yang embeded dan lebih mementingkan soal survival (hence makan, tidur dan seputar itu), sementara dijelang ajal orang kehilangan ketajaman pikirnya, pikun, tuli, ompong, pendeknya ugly and poor

Lantas tanpa perangkat pemahaman yang memadai (hence mengandaikan baiknya kondisi benak) dimanakah hal spritualitas ? hal Tuhan ? hal iman. Meski orang bisa dibaptis sejak bayi, tapi iman yang tidak disadari dan dipeluk dengan bertanggung jawab bukan iman personal dan tidak punya makna eksistensial. Diujung satu lagi, dalam delusi dan peluruhan orang juga kehilangan spritual intelegencenya dan jadi *tidak* lagi *bertanggung-jawab* atas iman personal. Lha mikir lurus saja tidak sanggup

Maka amsal mbeling anak urakan yang berbunyi: muda foya-foya mati masuk surga dan bahwa urusan spiritual boleh ditunda kalau badan sudah bau tanah perlu ditinjau ulang dengan serius, sebab kalau hayat mau pamit intelegensi spritual kita praktis anjlok dan seperti disebut diatas, iman personal praktis jadi absen

Yang mungkin benar adalah : berimanlah saat muda dan mantapkan itu saat dewasa. Sebab dipuncak hidup - saat segenap potensi sedang menggebu - saat urusan hormonal bisa dikesampingkan - orang bisa sungguh beriman yang personal, yang bertanggung jawab yang asli yang otentik

Dan semoga nenek sang teman boleh segera dijemput malaikat

October 27, 2003

No comments:

Post a Comment