Saturday, February 28, 2009

Karunia Bersyukur

Manusia yang tidak bahagia tidak bersyukur

Yesus orang yang berbahagia?
Dapatkah kita mengatakan Yesus sebagai seorang yang tidak berbahagia ? Jika kita membutuhkan contoh orang yang berbahagia – maka kita dapatkan temukan itu dalam diri Yesus.
Apakah cirinya ? Dia bersyukur. Dia punya dua mata yang terbuka dan dengan jeli melihat begitu banyak hal untuk bersyukur dalam hidupNya
Secara formal Ia bersyukur manakala Ia hendak santap, namun pada saat manakah Ia kita bayangkan sedang bersungut-sungut ?
Bahkan di taman Getsmani Ia tidak bersungut-sungut. Ia memang “menawar” tetapi Ia tidak terdengar berkeluh kesah.
Sebab Yesus tahu bahwa Allah berkenan pada Nya (Mat 3: 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.") dan bagi Dia hidup adalah menjalankan kehendakNya (Yoh 4: 34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya)

Tradisi Yahudi
Yesus seorang Yahudi. Dalam tradisi Yahudi ada peribahasa: Barangsiapa menikmati apaun di dunia ini tanpa berdoa atau mengucap berkah/berakah/barokah sebelumnya, ia berlaku curang. Berakah/Barokah membuat kita “berhak” menikmati apapun di muka bumi ini (Mazmur 24:1 Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya)

Tradisi Kristen
• Dalam misa kita dengar : Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa, bahwa dimanapun juga kami selalu bersyukur padaMu. Selalu dan dimanapun !
• Santo Paulus: 1 Tes 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
• Santo Ignatius dari Loyola: Tidak tahu terima kasih adalah sumber segala dosa serta kemalangan

Bersyukur vs Angkuh
Angkuh = tidak merasa berhutang pada siapapun
Bersyukur artinya menyadari bahwa kita ini memiliki ketergantungan.
Syukur = mengakui bahwa bukan kitalah yang menjadi sumber dari keberadaan kita.
Ulangan 8:17-18
Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
1 Kor 1:29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Belajar berterima kasih
Berterima kasih adalah tidak spontan – kita harus mengajari anak untuk mengucapkan terima kasih. Mengakui ketergantungan adalah lambang kematangan. Orang yang tidak/belum matang justru tidak tahu bersyukur. Orang yang dewasa tahu bahwa ia berhutang. Sikap syukur yang matang perlu setiap hari dilatih, dipelajari dan dipraktekan.
“Praktek berterima kasih” adalah berbuat sesuatu sebagai ungkapan rasa syukur. Orang Indonesia biasa mengadakan perhelatan untuk mengungkapkan perasaan syukur (anak naik kelas, dsb) . Kiranya ini adalah sebauh kebiasaan yang baik dan perlu dilebarkan dalam praktek hidup kecil2 se-hari2.

Bersyukur sebagai catatan harian
Mari kita beli sebuah buku tulis dan pensil yang sederhana. Letakan buku itu disamping tempat tidur dan setiap kali hendak tisur mari tuliskan satu hal kecil yang hendak kita syukuri hari itu.

Menikmati pemberian
Pemberian dari orang yang kita curigai tidak dapat kita nikmati
Pemberian dengan pamrih sulit kita syukuri karena kita tahu bahwa kita akan diminta berbuat sesuatu bagi sipemberi

Penerima pemberian dengan syukur adalah menghargai sang pemberi
Coba renungkan cerita kecil ini
Seorang ibu yang tinggal dipanti jompo selalu bergembira menerima kiriman bunga anaknya yang tinggal di lain kota, Sampai suatu hari saat sang anak berkunjung kepanti jompo tsb. Anak itu merasa malu karena sang ibu ternyata suka memasang bunga kirimannya (yang tidak terlalu istimewa menurut sang anak) di meja utama panti itu. Ia mengatakan pada ibunya bahwa bunga itu tidak lebih dari sekadar langgganan belaka pada satu toko bunga. Sejak itu sang ibu meletakkan bunga kiriman dipojok yang tidak menarik. Kiriman bunga tadi telah pudar maknanya dan pengakuan sang ibu akan anaknya menjadi berubah pula. Dan kemanapula perginya kegembiraan sang ibu ?

Sebaliknya, sikap menerima dapat mengkerdilkan harga diri sang pemberi
Coba renungkan cerita kecil ini
Seorang cucu menerima hadiah kakeknya yang tinggal di kampung dengan kurang suka cita. Memang itu sekadar mainan kampung yang sama sekali tidak dapat disandingkan dengan mainan modern masa kini. Apakah sang cucu dapat dikatakan sungguh berterima kasih ?

Bagaimana sikap kita menghadapi hidup ini ? Bagaimaana jika kita bandingkan dengan sikap cucu tadi ?
Tuhan sudah tentu tidak akan bersikap seperti sang anak terhadap ibu jomponya. Tuhan –kita imani- memberi yang terbaik. Lalu bagaimanakah sikap kita terhadap uluran tanganNya?

Orang yang tidak tahu berterima kasih telah menutup mata. Ia buta dan tuli terhadap barokah yang melimpah disekelilingnya.
Orang yang penuh syukur terbuka mata dan telinganya. Setiap saat ia mampu melihat bagaimana Allah mengelilinginya dengan pemberian.

Selalu ada alasan untuk bersyukur.

Pemberian menghadirkan sang pemberi
Cerita:
Seorang sahabat membawa oleh-2 dari perjalannya ketanah yang jauh. Setelah tinggal sejenak ia kembali bertualang. Namun oleh-2nya yang ia berikan pada kita selalu menghadirkan dirinya bagi kita, entah dimanapun ia sekarang berada

Tuhan hadir pula dalam hidup kita manakala kita sungguh bersyukur atas segenap yang terjadi dalam hidup kita ini. Entah dimanapun kita berada, Tuhan yang maha murah selalu dapat kita alami.

Rasa syukur kita membuat kita mampu menelusuri segalanya hingga sumber segala sumber – yaitu Allah Bapak kita.
St Ignatius: Rasa syukur mengubah segala benda dan peristiwa sebagai kepingan mosaik yang melukiskan cinta Allah.

Rasa syukur dan rasa seni
Orang yang mempunyai apresiasi seni dapat melihat keindahan ditengah lukisan abstrak yang tidak keruan warnanya. Orang yang menikmati musik dapat mengalami keindahan ditengah badai bunyi-2an
Seorang yang pandai bersyukur jeli melihat jejak-jejak kasih Allah dalam kehidupan.
Dan ia menjadi penuh damai karena setiap saat selalu beryukur

Orang yang bersyukur adalah orang yang berbahagia
Orang tidak dapat sekaligus kesal dan bersyukur

Rasa syukur mengubah dunia
Cerita:
Seorang mengalami sakit yang membuat ia harus tinggal dikursi roda dan lupuh tangan kirinya. Sepanjang hari ia mengutuki keadaan hingga ia melihat seorang yang tidak tidak punya tangan. Maka ia menjadi malu karena ia masih punya tangan kanan yang utuh. Sejak itu ia berubah dan alih2 mengutuki apa yang ia tidak punya, ia mensyukur apa yang ia punya.
Dunia dipandang berbeda bagi orang yang penuh syukur. Hujan tetap hujanm panas tetap panas. Tapi bagi orang penuh syukur hujan dan panas adalah barokah.

Catatan Penutup:
Ada banyak hal didunia yang tidak layak disyukuri seperti penderitaan dan ketidakadilan. Justru hal-hal ini perlu kita basmi. Dan mereka yang penuh syukur adalah ia yagn paling siap untuk tugas ini. Meraka adalah alat Tuhan yang paling handal. Sesungguhnyalah rasa syukur membuat mereka memancarkan kemuliaan Tuhan.

Sudahkah anda beryukur hari ini?
Jangan tinggalkan rumah tanpa mengucap syukur

Renungan PDKK Prapatan Maret 2006
Sumber: buku “Biarlah Kemuliaan Allah Terpancar”, Van Breemen SJ, Kanisius 2004, halaman 218-241

No comments:

Post a Comment